TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir menjelaskan kondisi perusahaan PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PT PANN yang tidak kesohor. Dalam rapat kerja bersama anggota Komisi VI DPR kemarin, Erick menyebut bisnis PANN memang tak fokus.
"Dari awal core bisnisnya enggak fokus. Di PT PANN ini dua hotel dan perusahaan air minum," ujarnya di ruang komisi, kompleks Parlemen, Senayan, 2 Desember 2019.
Menyitir deskripsi dari laman resmi perusahaan, PT PANN yang berdiri sejak Mei 1974 merupakan perusahaan yang dibangun sebagai alternatif lembaga keuangan non-bank. Perusahaan ini bertugas membiayai pembelian kapal dengan tujuan pengembangan pelayaran nasional.
Dengan begitu, PT PANN membiayai kapal-kapal niaga nasional, khususnya perusahaan pelayaran kelas menengah ke bawah. Namun, seperti yang disampaikan Erick, pada perjalanannya sektor bisnis PANN justru mengurusi banyak sektor.
Selain bisnis hotel dan perusahaan air minum, perseroan turut membiayai leasing pesawat terbang yang saat ini armadanya sudah berhenti beroperasi. Salah satunya Bouraq Indonesia Airlines.
Mengacu pada masalah ini, Erick mengatakan bakal membenahi PT PANN dengan mengembalikan perseroan ke core bisnisnya. "Kami akan kembalikan ke corenya," tuturnya.
PANN menjadi salah satu perbincangan dalam rapat kerja antara Komisi XI DPR dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Perusahaan pelat merah itu dibicarakan lantaran anggota komisi XI dari Fraksi Golkar, Misbakhun, mengakui tidak mengenal PANN.
"Interupsi, saya ingin tahu PT PANN ini apa Bu? Saya baru dengar ini persero PT PANN," tuturnya.
Mendapat pertanyaan itu, Sri Mulyani pun mengaku baru mengetahui perusahaan tersebut. "PT PANN adalah PT Pengembangan Armada Niaga Nasional, saya juga baru dengar sih, Pak," tuturnya. "Saya juga belum pernah mendengar PT ini, tapi ternyata dia sudah mendapat SLA (Soft Loan Agreement) dan artinya penerusan pinjaman yang sekarang dikonversi menjadi ekuitas."
PT PANN merupakan perusahaan pelat merah yang bakal mendapatkan suntikan modal PMN non-tunai pada 2020. PANN akan memperoleh anggaran Rp 3,76 triliun dalam bentuk konversi pokok utang SLA.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | CAESAR AKBAR