TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memanggil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir dan wakilnya, Kartika Wirjoatmodjo, pada Selasa, 29 Oktober 2019. Pertemuan mendadak itu digelar untuk membahas percepatan proyek kereta layang ringan atau light rail transit atau LRT.
"Kami membahas mengenai proyek LRT. Mayoritas sudah bagus. Makanya kan ada rapat bulanan yang dipimpin Pak Menko (Luhut)," ujar Erick seusai rapat di Jakarta Pusat, Selasa sore, 29 Oktober 2019.
Dalam rapat tersebut, Erick memastikan pemerintah akan mendorong akselerasi atau percepatan proyek kereta layang ringan. Menurut dia, saat ini pemerintah sedang menyelesaikan pembebasan tanah bakal depo LRT trase Cawang-Bekasi Timur.
Sembari menyelesaikan pembebasan lahan depo Bekasi, saat ini PT INKA dan PT Kereta Api Indonesia atau KAI sedang melakukan uji coba. Uji coba dilakukan untuk trase Cawang-Cibubur yang pembangunannya mencapai lebih dari 80 persen.
Ihwal uji coba kereta, Kartika menjelaskan, saat ini INKA sudah mulai menguji sinkronisasi antara rangkaian kereta dan sistem persinyalannya. "Ini sudah di-testing positif jadi seharusnya INKA sudah mampu membuat rangkaian itu dengan baik," tuturnya.
Kartika mengimbuhkan, uji coba sistem LRT akan dilakukan dalam waktu 6 bulan. Uji coba ini dimulai pada Oktober hingga April nanti. Ditemui terpisah, Luhut mengatakan uji coba LRT sejatinya terlambat satu bulan dari jadwal semula. Sedianya, LRT bakal diujicobakan pada September 2019lalu.
"Uji coba LRT terlambat satu bulan. Tapi semua hampir selesai. LRT saya kira maju," ujarnya. Secara keseluruhan, LRT Jabodebek akan beroperasi paling lambat pada Desember 2021.
Saat ini, progress pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek tahap I secara keseluruhan, telah mencapai 60 persen. Untuk lintas pelayanan satu, yakni Cawang-Cibubur, proyek ini telah mencapai 85,7 persen. Adapun lintas pelayanan dua Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 56,1 persen dan lintas pelayanan tiga, yakni Cawang-Bekasi Timur, 59,5 persen.