TEMPO.CO, Palembang-Sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS yang beroperasi di wilayah Sumatera Selatan atau Sumbagsel berhasil memberi kontribusi positif bagi pencapaian target produksi nasional. Andi Arie Pangeran, Kepala Departemen Humas, SKK Migas kantor perwakilan Sumbagsel menerangkan hingga September kontribusi minyak dari Sumsel dan Jambi mencapai sekitar 11 persen dari produksi nasional. Sedangkan untuk gas dari Sumsel dan Jambi berkontribusi sekitar 30 persen.
"Untuk minyak, Sumatera bagian Selatan (Sumsel dan Jambi) berkontribusi sekitar 11 persen dari angka produksi minyak," katanya, Senin, 28 Oktober 2019. Melihat kinerja positif tersebut Andi Arie optimistis KKKS yang beroperasi di Provisi Jambi dan Sumatera Selatan bisa ikut mendongkrak pendapatan dari sektor minyak dan gas.
Ia mengatakan sejak ditemukannya cadangan gas di wilayah Sumatera Selatan pada awal tahun 2019, wilayah kerja Migas di area Sumbagsel masih memiliki cadangan migas yang dapat menjadi tumpuan pasokan energi bangsa ini. Walaupun demikian, berbagai kegiatan pemboran eksplorasi masih menjadi kebutuhan mutlak untuk membuktikan cadangan tersebut untuk dikomersialkan.
Sehingga itu kata Arie perlunya dukungan dari sektor lain seperti perkebunan dan Pemerintah Daerah serta masyarakat sekitar wilayah kerja migas guna membantu peningkatan produksi migas melalui penemuan-penemuan cadangan baru.
Sementara itu dalam siaran persnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan SKK Migas menerapkan empat strategi jangka panjang untuk mengejar produksi satu juta barel per hari/barrel oil per day (bopd) di tahun 2030. Angka tersebut melebihi angka yang dicanangkan dalam Rencana Umum Energi Nasional tahun 2017 sebesar lebih dari 200 ribu bopd.
Keempat strategi tersebut mengedepankan strategi eksplorasi yang masif dan intensif. Strategi kedua mendorong dan mengkampanyekan penerapan enhanced oil recovery (EOR) di lapangan mature. Selain eksplorasi dan EOR, strategi lainnya dengan mengakselerasi monetisasi proyek-proyek utama, sehingga mempercepat potensi sumberdaya menjadi lifting. Strategi terakhir dalam menahan penurunan produksi alami serta mendorong peningkatan produksi adalah dengan menjaga keandalan fasilitas produksi, maksimalisasi kegiatan kerja ulang dan perawatan sumur, reaktivasi sumur tidak berproduksi (idle), dan inovasi teknologi.
Realisasi lifting minyak dan gas bumi atau migas hingga September 2019 mencapai 89 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN sebesar 2 juta barel setara minyak per hari/barrel oil equivalent per day (boepd). Total lifting migas sebesar 1,8 juta boepd dengan rincian lifting minyak 745 ribu bopd dan lifting gas 1,05 juta boepd. Sebesar 84 persen total lifting hulu migas merupakan kontribusi dari sepuluh Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS utama dan 16 persen didukung 80 KKKS lainnya.