TEMPO.CO, Jakarta - Kredit korporasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI masih akan tumbuh subur hingga akhir tahun. Perseroan memperkirakan pada tutup buku tahun ini dengan pembiayaan kepada debitur kakap tumbuh 18 persen (year-on-year/yoy).
Direktur Korporasi Putrama Wahju Setiawan mengatakan bahwa BNI masih memiliki sejumlah pipeline pada proyek infrastruktur. “Salah satunya untuk kelistrikan program 35 ribu megawatt dan untuk toll road,” katanya usai paparan kinerja kuartal III/2019 di Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019.
Selain proyek infrastruktur, bank pelat merah itu masih memiliki pipeline pada sektor farmasi. “Kemudian logistik juga ada,” kata Putrama.
Sementara itu, hingga kuartal III/2019, pertumbuhan kredit BNI didorong pembiayaan pada segmen korporasi yang tumbuh 18,1persen yoy menjadi Rp 291,7 triliun.
Segmen korporasi swasta pada periode ini berkontribusi cukup besar, atau sebesar Rp 181,1 triliun dengan capaian pertumbuhan 24,8 persen yoy. Sementara itu, penyaluran kredit pada perusahaan pelat merah sebesar Rp 110,7 triliun, atau naik 8,6 persen yoy.
Secara total fungsi intermediasi BNI tumbuh 14,7 persen yoy per kuartal III/2019, atau menjadi Rp 558,7 triliun. Berdasarkan rencana bisnis bank (RBB), hingga akhir tahun bank memproyeksi pertumbuhan kredit pada rentang 13 persen yoy hingga 15 persen yoy.
Adapun sebelumnya debitur korporasi juga berkontribusi signifikan pada neraca keuangan BNI kuartal II/2019. Korporasi swasta dan badan usaha milik negara (BUMN), masing-masing, tumbuh 27,8 persen yoy dan 24,9 persen yoy pada periode itu.
BISNIS