Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sosok Sri Mulyani, Lulusan Amerika yang Ingin Mengabdi ke Negara

image-gnews
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bermain dengan anak-anak sekolah dasar dalam peluncuran Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bermain dengan anak-anak sekolah dasar dalam peluncuran Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menjabat sebagai menteri keuangan pada periode pemerintahan kedua. Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Sri Mulyani setelah dipanggil oleh Jokowi ke Istana Kepresidenan pada hari ini.

“Khusus untuk saya, kata Bapak Presiden, diperbolehkan untuk menyampaikan jabatan menteri keuangan,” kata dia kepada wartawan di Istana, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan itu juga, kata dia, Jokowi memberikan arahan terhadap apa saja yang ingin dicapai oleh pemerintah dalam periode pemerintahan kedua ini.

Lalu, seperti apa sebenarnya sosok Sri Mulyani?

Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang (kini Bandang Lampung), Provinsi Lampung pada 26 Agustus 1962. Setelah menamatkan jenjang SMA, ia yang saat itu berumur 19 tahun diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (sejak 19 Februari 2015 berubah nama menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis). Ia pun lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi di usianya yang sekitar 24 tahun atau pada tahun 1986.

Setelah menyelesaikan gelar sarjana ini, Sri Mulyani tercatat menjadi asisten dosen di fakultas tersebut. Dalam masa-masa menjadi pengajar inilah, Sri melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat pasca-sarjana di University of Illinois Urbana Champaign di Amerika Serikat. Ia masuk tahun 1988 dan lulus pada usia 28 tahun (1990) dengan gelar Master of Science of Policy Economics.

Dua tahun berikutnya, ia menyelesaikan pendidikan doktor dan memperoleh gelar Ph.D of Economics di kampus yang sama. Sri pun menjadi seorang doktor pada pada usia 30 tahun (1992). Setelah menyelesaikan tiga jenjang akademik tersebut, karir sebagai pengajar pun juga tak bisa hilang dari sosok Sri Mulyani. Di kampus keduanya tersebut, ia kembali menjadi pengajar dengan menjabat sebagai asisten profesor dari tahun 1990 hingga 1992.

Di Universitas Indonesia yang menjadi kampus pertamanya, Sri Mulyani masih terus mengajar para mahasiswa S1, S2, hingga S3. Tahun 1996, ia bahkan menjadi pejabat struktural di Universitas Indonesia dengan menjadi Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik. Di tahun-tahun ini pula, Sri Mulyani mulai masuk ke pemerintahan, meski bukan sebagai pejabat eselon, tapi tenaga ahli.

Sri Mulyani juga menjadi Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang kala itu dipimpin Ginandjar Kartasasmita, ayah dari Agus Gumiwang Kartasasmita. Agus tak lain adalah Menteri Sosial sekaligus rekan kerja Sri Mulyani di kabinet pertama Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Pada 1998, Indonesia berada dalam fase gejolak krisis ekonomi. Sri Mulyani yang kala itu berusia 36 tahun, masih membantu pemerintah. Ia menjadi anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan, Bidang Keuangan dan Moneter. Di UI, Sri juga menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEUI hingga tahun 2001.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gejolak krisis ekonomi pun lewat. Indonesia telah melewati fase reformasi. Di tahun-tahun tersebut, 2001 hingga 2002, Sri mulai berkarir sebagai pengajar dan profesional di Amerika Serikat. Ia menjadi dosen tamu di Andrew Young School of Policy Studies, Georgia State University hingga konsultan USAID (US Agency for International Development). Berbagai karir di Indonesia dan Amerika Serikat inilah yang kemudian mengantarkan Sri Mulyani, pada Oktober 2002, menjadi Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional atau IMF mewakili 12 negara di Asia Tenggara.

September 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY terpilih menjadi presiden Indonesia keenam. Sri Mulyani pun dipercaya SBY untuk menjadi Kepala Bappenas. Sri Mulyani pulang ke Indonesia karena menyanggupinya. Sehingga untuk pertama kali, ia resmi menjadi pejabat pemerintah. Desember 2005, Sri dipindahkan sebagai Menteri Keuangan. Tiga tahun di sana, Sri naik level dengan menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Juni 2008.

Di tahun-tahun inilah, Sri menjadi komandan bagi Indonesia menghadapi gelombang resesi ekonomi global. Lewat sejumlah kebijakan, indonesia pun berhasil melewatinya tanpa terkena dampak buruk. Setelah fase-fase sulit tersebut dilewati, Sri Mulyani kembali dipercaya sebagai menteri keuangan oleh SBY. Sebab, SBY kembali terpilih untuk menjadi presiden kedua kalinya dan dilantik pada 20 Oktober 2009.

Sri Mulyani hanya menyelesaikan tugasnya kurang dari setahun. Ia mengundurkan diri karena terpilih menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia atau World Bank pada 1 Juni 2010. Ia pergi ke Amerika Serikat dan meninggalkan Indonesia. Nama Sri Mulyani pun hanya muncul sesekali di pemberitaan, salah satunya ketika penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Sri Mulyani, langsung di Amerika pada pertengahan 2013.

Juli 2016, untuk kedua kalinya Sri Mulyani kembali pulang karena ditunjuk menjadi pembantu presdien. Ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo, presiden ketujuh Republik Indonesia sebagai menteri keuangan, posisi yang pernah Ia pegang dahulu. Jabatan ini pun ia pegang sampai saat ini, sampai ditunjuk kembali di posisi yang sama oleh Jokowi pada hari ini, Selasa, 22 Oktober 2019.

Dalam sebuah kesempatan wawancara, Majalah Tempo pernah bertanya kepada Sri Mulyani, apa yang membuat dirinya memutuskan pulang ke Indonesia, sekaligus melepaskan jabatan bergengsi di Bank Dunia.

Wanita yang kini berusia 57 tahun ini, saat itu menjawab, “secara profesional, saya merasa sudah meraih sesuatu dan berkontribusi banyak di Bank Dunia. Saya sudah enam tahun, dan menjabat direktur pelaksana di bawah dua Presiden Bank Dunia yang berbeda. Jadi saya mulai bertanya apa lagi tahap dalam kehidupan saya.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

9 jam lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara saat menghindar dari kejaran wartawan kepresidenan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2024. Suahasil Nazara tidak menjawab pertanyaan wartawan terkait isu rencana mundurnya Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan. TEMPO/Subekti.
Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.


Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

14 jam lalu

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berbicara dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.


Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

17 jam lalu

Menkeu Sri Mulyani Indrawati (tengah) menjadi pembicara dalam seminar berjudul Achieving Climate Outcomes for Transformation, salah satu dari rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan Ke-57 Asian Development Bank (ADB) di Tbilisi, Georgia, Sabtu, 4 Mei 2024. ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU


Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

18 jam lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) didampingi jajarannya memasuki ruangan untuk memimpin konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 di Jakarta, Jumat 26 April 2024. Pendapatan negara hingga Maret 2024 sebesar Rp 620,01 triliun, belanja negara sebesar Rp 611,9 triliun, sehingga APBN surplus Rp 8,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.


Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Menkeu Sri Mulyani Indrawati (tengah) menjadi pembicara dalam seminar berjudul Achieving Climate Outcomes for Transformation, salah satu dari rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan Ke-57 Asian Development Bank (ADB) di Tbilisi, Georgia, Sabtu, 4 Mei 2024. ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.


Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) didampingi jajarannya memasuki ruangan untuk memimpin konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 di Jakarta, Jumat 26 April 2024. Pendapatan negara hingga Maret 2024 sebesar Rp 620,01 triliun, belanja negara sebesar Rp 611,9 triliun, sehingga APBN surplus Rp 8,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.


Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 23 Oktober 2023. ANTARA/Mentari Dwi Gayati
Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.


Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 didorong oleh meningkatnya konsumsi dan investasi masyarakat hingga penyetopan kebijakan zero Covid-19 di Cina.  TEMPO/Tony Hartawan
Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.


Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama jajarannya bersiap memulai konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Sri Mulyani mengatakan, realisasi anggaran Pemilu 2024 hingga 29 Februari 2024 sebesar Rp 23,1 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.


Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 hari lalu

Ilustrasi Garuda Indonesia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.