Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Industri Manufaktur Desak Perbankan Pangkas Suku Bunga Kredit

Reporter

image-gnews
Pembuatan sepatu kulit di Pusat Industri Kecil, Jakarta, 7 Mei 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal I-2018 naik sebesar 5,01 persen (year on year/yoy) disebabkan naiknya produksi industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, sebesar 18,87 persen. Tempo/Tony Hartawan
Pembuatan sepatu kulit di Pusat Industri Kecil, Jakarta, 7 Mei 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal I-2018 naik sebesar 5,01 persen (year on year/yoy) disebabkan naiknya produksi industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, sebesar 18,87 persen. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para pelaku industri menilai penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia merupakan langkah yang baik, tetapi dampaknya tidak akan signifikan jika transmisinya ke suku bunga kredit berjalan lambat.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia Firman Bakrie mengatakan penurunan suku bunga acuan tersebut akan mendorong pelaku industri untuk mengakses permodalan dari perbankan. Namun, akses permodalan tersebut belum dapat digunakan untuk memperluas akses ke pasar global. “Kalau melihat market alas kaki saat ini rasanya sulit untuk digunakan mendorong ekspor. Mungkin lebih di market domestik,” katanya kepada Bisnis, Kamis, 19 September 2019.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Wirawasta menilai penurunan suku bunga acuan kali ini sangat tepat lantaran industri tekstil saat ini sedang terpuruk karena banjir produk impor. Menurutnya, penurunan tersebut dapat membantu pelaku industri mengelola arus kas dengan bantuan dari perbankan.

Namun menurutnya, hal tersebut hanya akan terjadi jika transmisi ke penurunan suku bunga pinjaman segera terjadi. Redma berharap agar transmisi ke penurunan suku bunga pinjaman dapat terjadi pada bulan ini.

“Baiknya tidak lebih dari 2 minggu, lebih cepat lebih baik. Tapi saya agak ragu perbankan bisa cepat menyesuaikan dengan Bank Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) memperkirakan penurunan kali ini belum berdampak signifikan. Sobur mengatakan bahwa bunga pinjaman perbankan ke industri lokal masih lebih tinggi dibandingkan negara lainnya.

HIMKI menyatakan, suku bunga pinjaman terendah dimiliki oleh Malaysia yakni 4,6 persen dan diikuti oleh Filipina (5,5 persen), Cina (5,6 persen), Thailand (6,8 persen), Vietnam (8,7 persen), dan Afrika Selatan (9,1 persen).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun, berdasarkan data HIMKI suku bunga pinjaman Indonesia mencapai 12,6 persen. “Penting untuk komparasi,” ujarnya.

Ketua Umum Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim menyatakan penurunan suku bunga acuan tersebut merupakan langkah yang positif bagi sektor manufaktur. Setidaknya ada tiga hal yang dapat mempengaruhi industri baja yakni penurunan modal kerja, menjaga daya beli konsumen langsung di sektor konstruksi, dan menjaga daya beli konsumen tidak langsung di sektor otomotif dan elektronika.

"Saat ini pilihannya adalah menjaga perekonomian nasional agar bisa melindungi dari krisis ekonomi yang diperkirakan terjadi tahun depan," katanya kepada Bisnis.

Silmy menambahkan transmisi ke penurunan suku bunga pinjaman harus dipercepat agar dampak krisis ke roda perekonomian minimal. Menurutnya, pemerintah harus berperan aktif dalam transmisi penurunan suku bunga pinjaman.

Silmy berujar krisis pada tahun depan dapat dijadikan peluang. "Sebaiknya maksimal 3 bulan [ke depan suku bunga pinjaman turun]."

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Febrio N Kacaribu. Feb.ui.ac.id
Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.


Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Ilustrasi difabel. Shutterstock
Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.


Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images
Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.


Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.


Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

PT Chandra Asri Petrochemical, Cilegon, Banten. TEMPO/Yosep Arkian
Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.


OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

4 hari lalu

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja. TEMPO/Amston Probel
OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.


Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Logo Bank Mandiri. Free Vector CDR
Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.


Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

4 hari lalu

PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) menjalin kerja sama dengan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (GAS) (ANTARA/HO)
Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.


Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.