TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta stafnya untuk sepenuh hati bersaing memperbaiki kualitas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Baca juga: Menhub Bakal Keluarkan Aturan Tarif Batas Bagasi Berbayar Maskapai
"Pak Presiden selalu menyampaikan bahwa apa yang terjadi di dunia saat ini adalah suatu persaingan," ujar Budi dalam kegiatan Penyusunan Pagu Kebutuhan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Perhubungan Tahun 2020 dalam Aplikasi E-Planning di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu, 13 Februari 2019.
Di dalam negeri, Budi menyebut persaingan kualitas terjadi antar kementerian. Sementara di kancah internasional, persaingan digambarkan antara fasilitas dan infrastruktur perhubungan Indonesia dengan negara tetangga.
"Di kancah internasional, yang namanya Soekarno-Hatta itu head to head dengan Bandara Changi, begitu juga Tanjung Priok bersaing dengan pelabuhan di Malaysia," ujar dia. "Kalau kita berangkat dari satu persaingan, walau belum bisa mengalahkan, kita mesti mengejar."
Budi berujar Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang; Bandara Ngurah Rai, Bali; serta Pelabuhan Tanjung Priok sudah mulai menggeliat. Kini, Kementerian Perhubungan disebut mesti mendukung dalam mencari jalan keluar persoalan hingga bekerja sama bahu membahu dalam bersaing.
Karena itu, Budi menegaskan kepada anak buahnya untuk melakukan persaingan itu dengan sebaik mungkin dan sepenuh hati. "Kalau pada saat bersaing dengan sepenuh hati kita enggak melihat lagi, kayak balap lari kita lakukan itu sepenuh hati."
Salah satu cara untuk bersaing adalah dengan menerapkan e-planning dalam penyusunan kebutuhan anggaran kementerian tahun depan. Ia berujar metode perencanaan itu memang baru diterapkan. "Tapi saya katakan, tidak ada yang tidak bisa, tapi ada yang tidak mau, kita pasti mampu."
Sebelumnya, kebutuhan alokasi anggaran dalam rangka memenuhi rencana strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2014-2019 adalah sebesar Rp.347,18 triliun. Namun Pemerintah hanya mampu mengalokasikan anggaran sebesar Rp 252,83 triliun, sehingga masih terdapat kekurangan sebesar Rp94,35 Triliun.
Kementerian Perhubungan melakukan langkah langkah untuk mengatasi selisih pendanaan tersebut dengan pendanaan alternatif melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), peningkatan peran BUMN, Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINA) dan investasi swasta murni untuk proyek-proyek yang bersifat strategis dan bernilai ekonomis tinggi.
Penyusunan Pagu Kebutuhan Rencana Kerja Dan Anggaran (RKA) Kementerian Perhubungan Tahun 2020 Dalam Aplikasi E-Planning akan memperhatikan hal hal antara lain menyusun perencanaan anggaran dengan pendekatan tematik, holistik, integratif dan spasial. Selain itu, perencanaan anggaran mesti efisien, akuntabel dan transparan, sehingga terwujud good governance. Terakhir, mendorong pendanaan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap APBN.
Baca berita Budi Karya Sumadi lainnya di Tempo.co