TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkali-kali memuji kinerja dari Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) yang dipimpin oleh Budi Waseso. Pujian itu disampaikan Jokowi saat mengecek stok beras di gudang milik Bulog Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
BACA: Sandiaga Kritik Cara Jokowi Prioritaskan BUMN Karya
Pertama, Jokowi memuji kualitas pergudangan milik Bulog yang dinilai semakin membaik. "Kalau saya bandingkan dengan 3 sampai 4 tahun lalu saya ke sini, cukup rapi manajemen gudangnya sekarang," kata Jokowi, Kamis, 10 Januari 2019. Alasannya, kata Jokowi, stok pangan seperti beras hingga gula ditempatkan di rak pallet yang lebih memudahkan untuk perputaran barang.
Kedua, Jokowi membela Bulog soal serapan beras yang selalu dikritik karena sangat rendah. Kritik ini pernah dilontarkan oleh Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santoso, pada September 2018. "Soal serapan dalam negeri oleh Bulog, kalau betul pernyataan bahwa sudah menyerap 1 juta ton beras dalam negeri, ini jauh lebih rendah dibanding target 2,7 juta ton. Pasca-September ini tak ada lagi, sangat kecil," ujar Andreas.
"Ahh ini kan belum panen raya," kata Jokowi. Untuk itulah, kata Jokowi, saat ini Bulog terus diminta terus melakukan operasi pasar. Pertama, operasi pasar untuk menurunkan harga beras yang sempat naik di pasaran. Kedua yaitu agar gudang-gudang milik mereka bisa menyerap gabah atau beras petani pada panen raya Februari dan Maret 2018.
Ketiga, Jokowi membela beras Bulog yang selama ini kerap dikritik karena memiliki kualitas yang buruk. "Siapa bilang? kemarin saya cek di Tulungagung (Jawa Timur) dan beberapa tempat lain, gak ada masalah untuk kualitas." Jokowi mengakui kalau beras Bulog di tahun-tahun yang lalu masih buruk, banyak yang berwarna hitam atau kecoklatan. "Tapi sekarang gak ada keluhan-keluhan semacam itu."
BACA:Prabowo: Orang Tua Gantung Diri di Jateng, Ini Kata Ganjar
Untuk diketahui, Jokowi sengaja mengecek langsung gudang milik Bulog untuk memastikan ketersediaan beras di sana. Ternyata, stok beras Bulog masih mencapai 2,1 juta ton hingga akhir Desember 2018. Jumlah ini, kata Jokowi, lebih baik dibandingkan stok akhir tahun di masa lampau yang biasanya tinggal 700 sampai 800 ribu ton. Walau begitu, 1,7 dari 2,1 juta ton masih merupakan sisa beras impor tahun lalu.