TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Lapangan, Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Tisna menanggapi keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Sungai Ciliwung menjadi seperti Sungai Cheonggyecheon di Korea Selatan. Menurut Tisna, sejumlah permasalahan saat ini masih terjadi di Sungai Ciliwung yang mengalir dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat hingga utara Kota Jakarta.
Baca juga: Jokowi Ingin Daya Tarik Sungai Korea pada Ciliwung Mungkinkah?
Salah satunya permasalahannya yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS) dari hulu Ciliwung hingga Kota Bogor yang dipenuhi sampah dan hunian padat penduduk. "Kalau untuk sampah, kebanyakan sampah atau limbah rumah tangga," kata Tisna saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 14 September 2018.
Selain itu, hunian padat penduduk bermunculan akibat banyaknya pengembang yang membangun villa dan resort, terutama di daerah puncak Bogor.
Khusus untuk hunian padat penduduk, KPC bersama organisasi masyarakat sipil, Forest Watch Indonesia (FWI) pernah menyampaikan bahwa hutan di DAS Ciliwung terus menyusut setiap tahunnya. Pada 2009 saja, luas hutan di DAS Ciliwung tinggal 12 persen saja. Walhasil, mereka pun menyampaikan petisi langsung kepada Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya Bakar dan Ombudsman sejak Oktober 2017 dan belum beroleh tanggapan.
Sebelumnya, Jokowi telah yang menyampaikan keinginannya agar Ciliwung bisa meniru Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan, dalam kunjungan kerjanya ke negara itu, Selasa, 11 September 2018. "Kalau di Jakarta ada Ciliwung bisa jadi bersih seperti ini, wow, dan itu bisa,” kata Jokowi, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Tapi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bambang Hidayah mengatakan belum ada arahan khusus terkait hal ini. Tapi menurut dia, saat ini sudah ada beberapa pembenahan seperti normalisasi sungai dengan dinding turap sepanjang 33,6 kilometer dan pembangunan bendungan Sukamahi dan Ciawi untuk mengatur volume air Ciliwung di Bogor sebelum ke Jakarta.
Direktur Pengendalian dan Perencanaan Daerah Aliran Sungai, KLHK, Yuliarto juga pernah menuturkan bahwa banjir di Jakarta dipengaruhi oleh pertumbuhan permukiman yang berada di DAS Ciliwung, tak hanya di Bogor, tapi juga DAS di Jakarta. "DAS Ciliwung sumbangkan potensi banjir sampai 25 persen," kata Yuliarto, Rabu, 7 Februari 2018.