TEMPO.CO, Solo - Perusahaan Umum Bulog mulai memasarkan beras kemasan ukuran saset atau renteng sejak pertengahan Juli lalu. Hanya saja, para pedagang di Solo kesulitan memasarkan produk beras itu.
Baca juga: Darmin Nasution: Stok Beras sampai Musim Panen Februari 2019 Aman
Salah satu pedagang beras di Pasar Legi, Ali Wiyono sempat mendapatkan beras kemasan itu. "Ambil empat kilogram," katanya saat ditemui, Kamis 30 Agustus 2018. Hanya saja, produk tersebut tidak laku meski telah dipajang di kiosnya.
Sebagian barang dagangan itu terpaksa dikembalikan lagi ke Bulog. Sebab, dia khawatir kualitas beras itu turun jika terlalu lama disimpan. "Ada sebagian yang dimasak sendiri," katanya.
Dia menyebut bahwa beras renteng yang dijualnya sama sekali tidak dilirik pembeli. "Mungkin karena kemasannya yang kecil," katanya. Pembeli bahkan sering mengira bungkusan renteng itu sebagai produk mi instan.
Pedagang yang lain, Maryani juga mengatakan hal senada. Dia mendapat beras itu dari Bulog sejak dua pekan lalu. "Tapi tidak laku," katanya.
Beras kemasan berukuran berat 200 gram itu merupakan beras lokal kualitas premium. Menurut Maryani, pedagang menjualnya seharga Rp 2.500 untuk tiap sachetnya.
Kepala Bulog Subdivre III Wilayah Surakarta Titov Agus Sabelia menyatakan sasaran beras saset itu adalah rumah tangga kecil dan penghuni kos. "Nanti akan dioptimalkan penyalurannya ke sasaran yang dituju," kata dia.
Tujuan penyaluran beras saset ini agar masyarakat dimudahkan dalam mendapatkan beras dengan harga dan kemasan yang terjangkau. Selain itu, komoditas itu juga ditujukan kepada masyarakat yang membutuhkan kepraktisan.