TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dan properti independen, David Cornelis, memperkirakan pasar properti mengalami sedikit penyesuaian terkait dengan Ramadan. Penurunan penjualan juga bisa terjadi lebih awal, yakni pada kuartal kedua 2018, mengingat Ramadan tahun ini berada sepenuhnya pada kuartal kedua.
David mengatakan tren negatif penjualan akan lebih terasa di sektor properti menengah bawah. Namun hal itu diperkirakan tidak terlalu berdampak pada penjualan kelas menengah atas.
Baca: Pengajuan Extra Flight Maskapai Penerbangan Dibatasi 25 Mei
Lebih jauh, David menyebutkan pasar properti kelas menengah atas ini bisa disasar pengembang dengan strategi berbeda. Terlebih jika taktik pengendalian inflasi berhasil dilakukan pemerintah. "Keberadaan pasar nontradisional juga secara alamiah dapat mengendalikan harga," katanya, Kamis, 24 Mei 2018.
David menjelaskan, penurunan penjualan di segmen menengah dan bawah akan dirasakan karena konsumen pada sektor ini dihadapkan pada dua pilihan sepanjang Ramadan. Kedua pilihan itu adalah membeli rumah atau memenuhi kebutuhan musiman.
Secara historis, menurut David, pola ini terbentuk dari kebiasaan para calon pembeli yang akan menunda melakukan transaksi hingga satu bulan setelah Ramadan. Pola tersebut akan naik lagi hingga mendekati tahun baru.
David menambahkan, pasar properti menengah bawah juga akan terpengaruh inflasi yang terjadi sepanjang periode Ramadan. Fenomena dan tren meningkatnya inflasi saat Ramadan bukanlah hal baru karena telah terjadi dari tahun ke tahun.
Pada Ramadan ini, kata David, biasanya ekspektasi inflasi secara tradisional akan naik karena tingginya permintaan bahan kebutuhan pokok dari masyarakat. Pasalnya, ada pola konsumsi yang berbeda pada periode ini hingga satu minggu setelah Lebaran.