TEMPO.CO, Jakarta - Permintaan kurma saat Ramadan biasanya naik hingga 100 persen, bahkan lebih. Meski demikian, harga kurma rupanya mengalami penurunan karena stok melimpah.
"Permintaan naik sampai 100 persen pada bulan Ramadan. Sehari penjualannya untuk satu jenis bisa sampai 100-150 kilogram (kg). Kalau total, bisa sampai 1 ton per hari," kata seorang penjual kurma bernama Ali Joban di Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 16 Mei 2018.
Baca juga: Pedagang Kurma di Tanah Abang Kebanjiran Pembeli
Selain itu, Ali mengatakan, tahun ini makin banyak jenis kurma yang masuk ke Indonesia. "Kalau yang saya jual ada delapan jenis, di antaranya kurma Madinah, Tunisia, Mesir, dan kurma nabi," ujar pemilik Toko Assafa tersebut.
Ia menuturkan penurunan harga terjadi pada hampir semua jenis kurma, salah satunya kurma Golden, yang harganya Rp 35 ribu per kg menjadi Rp 30 ribu per kg. Sejauh ini, kata dia, permintaan paling tinggi adalah kurma Golden.
"Selain harganya terjangkau, rasanya juga enak. Kalau yang paling mahal kurma nabi, harganya Rp 325 ribu per kilogram. Permintaan untuk kurma ini tidak terlalu banyak, hanya sekitar 20 kilogram per hari," ucapnya.
Baca juga: Buka Puasa dengan Kurma Kering dan Keras, Ini Tips Melembutkannya
Pemilik Toko Assegaf, Didin, mengungkapkan hal senada. Ia berujar kenaikan penjualan kurma biasanya terjadi pada Ramadan, bahkan kenaikannya cukup signifikan. "Kalau normalnya hanya 70 kilogram, sedangkan pada saat Ramadan meningkat sampai 200 kilogram per hari," tuturnya.
Ia mengatakan jenis kurma yang paling diminati konsumen adalah kurma tangkai dengan harga Rp 100 ribu per kg. "Ukurannya cukup besar, daging kurmanya juga pulen, jadi banyak yang suka," katanya.
ANTARA