TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara yakin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguat tanpa pengaruh teror bom Surabaya.
Dia menuturkan investor saat ini lebih mencermati data-data ekonomi makro dan tren kenaikan bunga acuan The Fed. “Saya kira pekan depan IHSG justru dibuka menguat ke 6.000-6.100,” kata dia kepada Tempo, Ahad, 13 Mei 2018.
Baca juga: Jumlah Korban Tewas Bom Surabaya Bertambah Jadi 8 Orang
Bhima optimistis jika kasus teror bom Surabaya akan cepat diatasi pihak kepolisian. Sebab itu, teror bom tersebut tidak akan berdampak pada perekonomian di Surabaya, apalagi nasional.
Bhima juga menuturkan prospek bisnis di Surabaya masih cerah dengan tingkat populasi kelas menengah yang semakin besar. Menurutnya, pengembangan kawasan industri di sekitarnya juga baik, sehingga dampak dari teror bom tersebut kemungkinan kecil.
Ahad pagi, ledakan bom terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya Nomor 1, Kelurahan Baratajaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya. Selain itu juru bicara Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan ledakan terjadi di gereja lainnya.
Selain ledakan di kawasan Ngagel Madya, Barung mengatakan ledakan terjadi di dua lokasi lainnya di Surabaya, yaitu Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno.
Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, teror bom Surabaya tersebut terjadi di tiga tempat dengan interval antar lokasi sekitar lima menit. Adapun ledakan yang terjadi di Gereja Santa Maria diduga dilakukan pada pukul 07.15 WIB dengan aksi bom bunuh diri menggunakan sepeda motor.