TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mempercepat realisasi pembangunan sejumlah infrastruktur strategis dalam kerja sama dengan Jepang. Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono mengatakan pembahasan intensif kedua negara sudah berjalan sejak kunjungannya ke Jepang pada Juli 2017.
"Kami mendorong pembangunan terowongan jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru mendapatkan pembiayaan JICA termasuk konstruksi jalan penghubungnya," ujar Basoeki dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 20 Januari 2018.
Baca: PM Jepang Kirim Delegasi Temui Jokowi Bahas Proyek Infrastruktur
Beberapa proyek kerja sama antara Jepang dan Indonesia adalah jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru, jalan akses Pelabuhan Patimban, Sistem Pengolahan Limbah Terpusat DKI Jakarta (Jakarta Sewerage System), serta kereta cepat Jakarta-Surabaya.
Basoeki mengatakan, untuk pembangunan jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru, pemerintah Jepang menyatakan komitmennya untuk membiayai sebagian konstruksi, yakni sepanjang 40 km. Hal itu termasuk terowongan sepanjang 7 km melalui pinjaman kepada pemerintah Indonesia. "Biaya konstruksi total untuk jalan tol sepanjang 255,8 km tersebut mencapai Rp 65 triliun, dengan masa konstruksi 2018-2023," katanya.
Basuki berujar untuk pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban pada tahap satu akan dibangun sepanjang 8,1 km. Dia mengatakan perjanjian pinjamannya juga telah ditandatangani senilai 118,9 miliar yen atau sekitar Rp 14,2 triliun. "Saat ini sedang dalam tahapan pelelangan untuk konsultan supervisi dan kontraktor," ucapnya.
Jalan akses Pelabuhan Patimban tahap pertama akan menghubungkan jalan nasional di Pantai Utara Jawa hingga menuju Pelabuhan Patimban. Masa konstruksi jalan akses Pelabuhan Patimban ini direncanakan berlangsung selama 12 bulan, sehingga pada September 2019 proyek ini ditargetkan selesai.
Basoeki juga mendorong Jepang agar dapat membiayai jalan akses Pelabuhan Patimban tahap kedua. Pada tahap ini jalan akses akan tersambung ke jalan tol Cikopo-Palimanan Kilometer 88. "Itu nanti sepanjang 40 km yang akan dimulai pada 2019, dengan perkiraan biaya konstruksi Rp 3,86 triliun," tuturnya.
Basoeki menambahkan, proyek lain yang akan dipercepat adalah pembangunan Sistem Pengolahan Limbah Terpusat DKI Jakarta. Proyek ini akan diprioritaskan pada zona satu di Pluit, zona enam di Duri Kosambi, serta 15 zona lain yang direncanakan.
"Sementara untuk rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya, kami juga mendukung dengan pembangunan flyover untuk mengatasi perlintasan sebidang rel kereta," ujarnya Menteri PUPR Basoeki.