TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (persero) berencana menerbitkan obligasi kembali di 2018. Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro belum bisa berbicara banyak ihwal rencana itu karena harus menunggu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). "Perkiraannya sama seperti di 2017," kata Edi di Jakarta, Selasa, 9 Januari 2018.
Kali pertama PT KAI menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia ialah pada November 2017. Total obligasi yang diterbitkan mencapai Rp 2 triliun. Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan dana itu digunakan untuk menyelesaikan proyek kereta api Bandara Soekarno-Hatta dan pengadaan kereta baru.
Simak: Tarif Kereta Bandara Soekarno-Hatta Resmi Rp 70.000
Edi menambahkan ada kinerja yang positif sepanjang 2017. Dari sisi pendapatan ia mengatakan ada pertumbuhan sebesar 20 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan itu ikut mendongkrak laba bersih perseroan yang disebut Edi melebihi 20 persen. Namun ia tidak bisa menyebutkan dengan pasti berapa besar nilai pendapatan dan laba bersih yang berhasil dikantongi.
Dalam berbagai kesempatan, PT KAI di 2017 menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp 19 triliun. Target itu naik bila dibandingkan dengan total pendapatan KAI yang berhasil di raih pada 2016, yaitu sebesar Rp 15,2 triliun. Hingga kuartal III 2017 PT KAI sendiri sudah meraup dengan laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun.
Lebih lanjut, dari sisi jumlah penumpang, Edi menyebut sepanjang 2017 perusahaan berhasil mengangkut 389 juta penumpang atau naik 11 persen (352 juta penumpang) dibandingkan dengan 2016. Menurut dia, pendorong naiknya jumlah penumpang kereta tahun lalu ialah karena bertambahnya jumlah perjalanan.
Begitu juga dengan angkutan barang. Edi menyatakan ada kenaikan angkutan barang di 2017 sebesar 13 persen. Bila pada 2016 PT KAI hanya bisa mengangkut barang 32 juta ton, di 2017 naik menjadi 36 juta ton. "Realisasinya hanya 91 persen karena target kami 39 juta ton barang yang bisa diangkut," ucap dia.
Ke depan, PT KAI optimistis akan ada pertumbuhan, baik jumlah penumpang dan angkutan barang. Salah satu indikatornya ialah makin meningkatnya jumlah penumpang di sektor kereta api listrik atau PT Kereta Commuter Indonesia. "Tahun sebelumnya per hari KCI mengangkut 500 ribu penumpang. Di 2017 melonjak menjadi 1,7 juta penumpang," kata Edi.
Kinerja angkutan barang pun bisa ditingkatkan lagi. Relasi jalur Jakarta-Surabaya dan Surabaya-Semarang, lanjut Edi, masih bisa ditingkatkan. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan membangun jalur kereta yang akan memasuki Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. "Kami sedang siapkan track-nya," ucap Edi.
Menanggapi rencana penerbitan obligasi PT Kereta Api Indonesia, analis Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada menilai, melihat kesuksesan penerbitan pertama kemarin seharusnya perusahaan bisa lebih percaya diri lagi. Namun langkah mengeluarkan obligasi di 2018 mesti memperhatikan waktu penerbitan.
Menurut dia, penerbitan di semester I 2018 merupakan waktu yang tepat karena biasanya kondisi pasar sedang positif. "Selain itu juga tergantung besaran kupon yang ditawarkan," kata Reza.