TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan kondisi ekonomi Indonesia dalam tiga tahun terakhir mengalami banyak kemajuan. Namun dia mengatakan masih banyak pekerjaan rumah pemerintah yang perlu diselesaikan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini tercatat 5,06 persen. Inflasi pun terjaga sesuai dengan target. Selain itu, peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia terus meningkat disertai dengan kenaikan peringkat layak investasi oleh tiga lembaga pemeringkat.
Namun Jokowi menilai tantangan pemerintah tidak mudah. Salah satunya reformasi struktural yang sedang dijalankan pemerintah. Dia menyatakan, saat ini terdapat 42 ribu aturan yang menjerat Indonesia sendiri. "Saya titip ke DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) agar tidak usah banyak membuat undang-undang, nambahi ruwet," katanya di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa, 28 November 2017.
Simak: Jokowi Minta Ada Fakultas Ekonomi Digital
Menurut Jokowi, tiga undang-undang baru selama satu tahun sudah cukup. Asalkan, kata dia, kualitas aturan tersebut baik dan mampu mempercepat kinerja pemerintah. Dia menuturkan perubahan dunia saat ini sudah sangat cepat sehingga pemerintah juga perlu bergerak gesit.
Jokowi juga berharap kebiasaan membuat undang-undang untuk kepentingan pihak tertentu bisa dihilangkan. "Undang-undang kita ini banyak yang pakai sponsor sehingga banyak titipan-titipan. Saya kira ke depan hal seperti ini harus kita hilangkan," ujarnya.
VINDRY FLORENTIN