TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan ada fenomena cukup positif dalam tiga tahun terakhir. Dua hal yang cukup melegakan adalah adanya pertumbuhan dari sisi investasi dan ekspor.
"Bahkan ekspor meningkat 17 persen. Itu fenomenal dibanding sebelumnya," ujarnya di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu, 22 November 2017.
Baca: ADB: Ekspor Naik, Ekonomi Asia Akan Tumbuh Lebih Cepat
Sri Mulyani menjelaskan, pada kuartal ketiga tahun ini, pertumbuhan ekspor ditunjang dengan membaiknya kondisi eksternal belakangan. Ekspor tumbuh 17,3 persen atau melampaui impor, yang naik 15,1 persen.
Adapun investasi selama kuartal ketiga, yang tumbuh 7,1 persen dan ditambah dengan persepsi risiko investasi di Indonesia yang membaik, diharapkan bisa mendorong semakin banyak modal yang ditanamkan. Saat ini, Indonesia sudah meraih investment grade dari tiga rating agency. "Kita berharap akan terus menerus meningkat," katanya. Selanjutnya, hal-hal yang disebut itu menyokong indeks bersaing Indonesia naik lima peringkat, dari ke-41 menjadi ke-36.
Begitu pula dengan peringkat kemudahan berbisnis Indonesia yang naik dalam dua tahun terakhir menuju peringkat ke-72. "Dan sekarang kita mikir siapa di depan kita dan siapa yang kita lewati," ucapnya.
Sri Mulyani menilai mulai pulihnya investasi yang disertai impor bahan baku dan bahan modal serta denyut investasi yang mulai muncul perlu dijaga pemerintah. "Indikator menunjukkan fokus pemerintah memperbaiki iklim investasi menunjukkan adanya konfirmasi bahwa ada apresiasi positif," tuturnya.
Ekspor dan investasi ini merupakan faktor terpenting dan membedakan dalam pertumbuhan ekonomi yang muncul pada kuartal ketiga tahun ini. Sepanjang kuartal ketiga, ekonomi tercatat tumbuh 5,06 persen year-on-year.
"Kami melihat ada dua faktor yang sangat berbeda sekali track-nya dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya, yaitu investasi dan ekspor," katanya.