TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan Semen Indonesia Grup pada Oktober 2017 mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,8 persen secara tahunan.
Berdasarkan data penjualan semen yang dirilis perseroan, penjualan domestik dan ekspor pada bulan Oktober 2017 sebesar 2,91 juta ton, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,61 juta ton.
Apabila dirinci, penjualan domestik Semen Indonesia Grup, yang terdiri dari Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa, tercatat sebesar 2,77 juta ton, meningkat 8,8 persen y-o-y. Semen Gresik mencatatkan pertumbuhan paling tinggi, yaitu 13 persen y-o-y, sedangkan pertumbuhan penjualan Semen Tonasa menurun 1,5 persen y-o-y.
Sementara itu, untuk pasar ekspor, secara keseluruhan pertumbuhan penjualan Semen Indonesia Grup sebesar 131,2 persen y-o-y. Semen Gresik tidak mencatatkan penjualan, sedangkan Semen Padang mencatatkan pertumbuhan penjualan semen ekspor sebesar 15,1 persen y-o-y dan Semen Tonasa sebesar 603,6 persen y-o-y.
Baca: Bekas Bos PGN Ditunjuk Jadi Dirut Semen Indonesia
Agung Wiharto, Corporate Secretary Semen Indonesia, mengatakan angka pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi tersebut didorong oleh pembangunan infrastruktur, baik pemerintah maupun swasta.
“Penjualan semen curah kami tumbuh lebih besar dibandingkan semen sak atau ritel, lebih banyak permintaan ke proyek,” ujarnya, Senin, 20 November 2017.
Selain itu, permintaan yang lebih tinggi menjelang akhir tahun merupakan pola musiman, terlepas Hari Raya Lebaran jatuh di bulan apa. Hal ini dipengaruhi oleh anggaran pemerintah yang biasanya baru disetujui pada April, sehingga proyek-proyek baru dimulai pada kuartal akhir.
Untuk pasar ekspor, permintaan pada Oktober 2017 mengalami kenaikan sebesar 131,2 persen y-o-y dari 62.829 ton menjadi 145.271 ton. Agung mengatakan kendati pertumbuhan penjualan ekspor meningkat tajam, Semen Indonesia Grup masih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri.