TEMPO.CO, Bandung - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Jenderal (Purnawirawan) Moeldoko meminta pemerintah serius menghadapi ancaman serangan hama pada tanaman pangan. “Penanganan hama, kegagagalan petani luar biasa, kita belum concern semuanya pada persoalan itu,” kata Moeldoko usai menemui Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate, Bandung, Senin, 6 November 2017.
Moeldoko mengatakan, serangan hama pada sawah petani jadi perhatian HKTI. “Angkanya sangat signifikan. Kemarin di Indramayu hampir 3-4 ribu hektare, itu yang kena. Panennya segitu, yang rusaknya sekitar segitu juga,” kata dia.
Moeldoko mengatakan serangan hama terjadi masif di mana-mana. Ia mengungkapkan satu-satunya cara untuk melawan hama adalah dengan tidak menggunakan pestisida yang berlebihan. “Kontribusi tertinggi karena perilaku petani yang tidak taat azas itu,” kata mantan Panglima TNI itu.
Baca juga: Pimpin HKTI, Moeldoko Ajak Anak Muda Kembangkan Sektor ...
Kendati pemerintah menyediakan asuransi tani bagi yang gagal panen, Moeldoko menilai, belum banyak menolong. “Persoalannya petani tidak terbiasa dengan asuransi. Terus asuransi itu bukan berarti kalau ada kegagalan 1 hektare itu diganti semuaya, karena di situ tergantung dari tingkat kegagalan, di situ ada kalkulasi khusus. Ini yang petani belum paham,” kata dia.
Dia bersama sejumlah petinggi HKTI sengaja menemui Aher, sapaan Ahmad Heryawan untukmengundannya hadir dalam helaran kegiatan organisasinya di Indramau. “Nanti ada syukuraan tani di Indramayu, kurang lebih ada 3-4 ribu hektare panen raya di sana. Rencananya Presiden kita undang hadir dalam rangka sukuran panen. Gubernur sebagai tuan rumah kita undang,” kata Moeldoko.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan membenarkan soal serangan hama itu pada tanaman padi itu. Dia mengklaim jumlahnya tidak signifikan dibanding produksi padi. “Jumlahnya masih bisa di antisipasi,” katanya.
Baca juga: Ultah ke-60, Moeldoko Pilih Merayakan Bersama Seniman di Solo
Aher, sapaan Ahmad Heryawan menduga, penyebabnya karena program percepatan menanam padi. “Kita menduga penyebab hama itu karena terllau cepat antara panen dan tanam sehingga siklus hama tidak terpotong,” kata dia.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat Hendi Jatnika mengatakan, hama yang menonjol saat ini wereng batang coklat. “Wereng batang coklat kemudian menularkan virus kerdil rumput dan virus hampa. Itu prosentase (penyakit) kerdil rumput dan kerdil hampa yang banyak, sektiar 5 ribu hetkera terdampak. Kategorinya ada ringan, sedang, berat dan puso,” katanya.
AHMAD FIKRI