Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buntut Penundaan Kenaikan Tarif Telepon, Telkom Batalkan Dua Proyek

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Penundaan kenaikan tarif telepon oleh pemerintah, membuat PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. menyiapkan contingensi plan. Rencana pengganti ini bertujuan untuk menjaga kinerja perusahaan tetap baik, seperti yang diharapkan para pemegang saham perusahaan telekomunikasi itu. Menurut Direktur Utama Telkom Kristiono, ada dua langkah yang dilakukan dalam rencana ini. Yaitu, meningkatkan volume penjualan dan meningkatkan efektivitas. "Ada beberapa komponen biaya yang bisa kita efisienkan, (yaitu biaya untuk) investasi, eksploitasi dan lebih banyak memakai sumber-sumber pembiayaan yang murah," katanya kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (16/1). Peningkatan volume penjualan, menurut Kristiono, dimungkinkan karena tahun 2002 saja permintaan sambungan telepon bisa mencapai 2,5 juta. "Demand-nya masih besar, dan belum bisa terlayani oleh kita," ujar dia. Padahal, lanjutnya, kapasitas pembangunan oleh perusahaan sedang menurun, yakni sekitar 300 ribu SST per tahun (sebelum krisis, kapasitas pembangunan Telkom bisa mencapai 1 juta SST per tahun). Jika saja kenaikan tarif telepon sebesar 15 persen jadi diberlakukan, tutur Kristiono, Telkom berencana membangun 600 ribu SST tahun ini. Tapi karena terjadi penundaan kenaikan, perusahaan kemungkinan hanya membangun 300 ribu SST. Selain itu, biaya pembangunan SST juga turun dari rencana semula, dan kemungkinan biayanya sama dengan tahun lalu, yaitu sebesar Rp 2,1 triliun. Menyikapi penundaan kenaikan tarif ini, kata Kristiono, Telkom juga akan membatalkan dua proyek pembangunan public switch telephone number (PSTN) senilai US$ 300 juta. Proyek ini termasuk dalam proyek pembangunan jaringan telepon T-21. Sedangkan pembangunan jaringan telepon T 21, dua Code Defisiensi Multiple Acces (CMDA) tetap akan dilanjutkan. Karena biayanya relatif lebih murah ketimbang PSTN. Menurut Kristiono, Telkom akan membangun 1,6 juta sambungan satuan telepon (SST) untuk proyek CDMA, hingga tahun 2006. Dia membandingkan, untuk setiap SST dibutuhkan dana sebesar US$ 160-170, sedangkan untuk PSTN mencapai US$ 200. Karena itulah, lanjutnya, perusahaan harus menekan biaya-biaya investasi yang terlalu tinggi, seperti PSTN. Sedangkan CDMA yang merupakan jaringan telepon tanpa kabel akan tetap dilanjutkan. Sedangkan mengenai sumber pembiayaan untuk investasi, katanya, yang semula sepenuhnya ingin ditanggung Telkom maka karena penundaan tarif, pembiayaan dilakukan berdasarkan komposisi bagi hasil (revenue sharing). Komposisinya, Telkom membiayai 60 persen dan 40 persen oleh mitra kerjanya (BOT). "revenue sharing yang dominan kita lakukan hingga 2006. Sedangkan biaya investasi dan operasi kita lihat lagi," imbuhnya. Potensi Kerugian Menurut Kristiono, potensi kerugian yang diderita Telkom akibat penundaan tarif telepon ini yaitu kehilangan pendapatan sebesar 8-9 persen. Sebenarnya dengan kenaikan tarif rata-rata 15 persen maka yang sesungguhnya efektif naik adalah 11-12 persen. Dan pendapatan tambahan sebesar 8-9 persen. Dia juga menjelaskan, biaya barang-barang untuk modal (capital expenditure/CAPEX) perusahaan untuk jaringan tetap di tahun 2002 sebesar Rp 2,1 triliun dan secara grup usaha sekitar Rp 7 Triliun. Sedangkan untuk tahun ini, CAPEX bagi Telkomsel, operator selulernya, tidak berubah yaitu sekitar Rp 5 Triliun. Sedangkan untuk jaringan tetap akan kembali direvisi akibat penundaan kenaikan ini. "Tapi minimalnya masih sama dengan tahun lalu, yaitu Rp 2,1 triliun," imbuhnya. Yura Syahrul TNR
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penyebab Senyum Anda Tak Lagi Menawan Seiring Usia

5 menit lalu

Ilustrasi wanita tersenyum. Foto: Unsplash/Vinicius Wiesehofer
Penyebab Senyum Anda Tak Lagi Menawan Seiring Usia

Usia bertambah dan masalah di mulut pun semakin banyak, membuat senyum tak lagi menarik. Berikut penyebab senyum kehilangan pesonanya seiring usia.


Elon Musk Paripurnakan Branding X.com, Sebagian Pengguna Pilih Tetap Sebut Twitter

6 menit lalu

Logo X.com. X/Elon Musk
Elon Musk Paripurnakan Branding X.com, Sebagian Pengguna Pilih Tetap Sebut Twitter

Langkah final dilakukan Elon Musk dengan mengarahkan semua pengguna Twitter.com ke domain baru, X.com, per Jumat lalu, 17 Mei 2024.


Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

7 menit lalu

Ilustrasi Polri. Istimewa
Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

Peneliti Imparsial mengkritik wacana revisi UU Polri terkait usia pensiun.


Video Call dengan Sandara Park, Nagita Slavina Diminta Boyong 2NE1 ke Andara

8 menit lalu

Nagita Slavina/Foto: Instagram/Slavina Indonesia
Video Call dengan Sandara Park, Nagita Slavina Diminta Boyong 2NE1 ke Andara

Nagita Slavina mengaku telah mengidolakan 2NE1 sejak kuliah. Dia sangat antusias ketika berbicara dengan Sandara Park melalui panggilan video.


Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

9 menit lalu

Ilustrasi wanita paruh baya bersantai. shutterstock.com
Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

Kebugaran dan kesehatan tubuh tak hanya soal olahraga rutin, tapi juga istirahat yang tepat


Konservasi Indonesia Luncurkan Pembangunan BIRU, Apa Itu?

18 menit lalu

Peresmian program Blue Intelligence Resource Unit atau BIRU di United in Diversity Bali, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura, Bali, pada Minggu, 19 Mei 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Konservasi Indonesia Luncurkan Pembangunan BIRU, Apa Itu?

Konservasi Indonesia mengatakan BIRU menjadi wujud awal dari kolaborsi multi pihak yang dapat menghubungkan konsumen dengan upaya konservasi melalui pendanaan yang inovatif.


Diet Mediterania Bantu Turunan Kecemasan dan Stres pada Lansia

21 menit lalu

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
Diet Mediterania Bantu Turunan Kecemasan dan Stres pada Lansia

Studi menyebutkan diet mediterania tidak hanya promosikan kesehatan fisik, namun juga turunkan kecemasan pada lansia.


Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

21 menit lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) membawa peluncur RPG di pangkalan militer Myanmar di desa Thing Naga Nyi Naung di pinggiran Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

Pemberontak Arakan Army menguasai wilayah Rakhine yang banyak dihuni warga Rohingya di Myanmar. Mereka membantah menargetkan Rohingya.


Ikhtiar Menjaga Air

22 menit lalu

Ikhtiar Menjaga Air

Sejumlah komunitas terus berikhtiar menyelamatkan sungai dari pencemaran hingga merawat mata air. Bagaimana kisah mereka?


Indonesia dan Vietnam Perkuat Kerjasama Teknologi Pertanian Lahan Rawa

22 menit lalu

Indonesia dan Vietnam Perkuat Kerjasama Teknologi Pertanian Lahan Rawa

Pertemuan ini bertujuan memperkuat kerjasama di sektor pertanian antara Indonesia dan Vietnam, terutama dalam pengembangan teknologi lahan rawa.