TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan transportasi online Uber Indonesia meluncurkan UberEntrepeneur di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2017. UberEntepreneur merupakan sebuah inisiatif untuk mengapresiasi, mendukung dan menghubungkan para mitra-pengemudi Uber yang merupakan pemilik usaha mikro, kecil dan menengah dengan mitra-pengemudi Uber lain yang juga berwira usaha.
Head of Public Policy and Government Affairs Uber Indonesia John Colombo mengatakan, langkah ini merupakan wujud dari komitmen dan semangat Uber untuk mendukung kewirausahaan di Indonesia berupa dukungan untuk memperluas jaringan dan pelatihan kewirausahaan.
"Inisiatif ini melengkapi kesempatan ekonomi fleksibel yang memungkinkan para mitra-pengemudi menentukan kapanpun dan dimanapun mereka menggunakan aplikasi Uber," kata John lewat rilis yang diterima Tempo.
Ia menuturkan berdasarkan riset Alpha Beta, 46 persen mitra-pengemudi bergabung dengan Uber karena fleksibilitas untuk menentukan waktu mengemudi. Selain itu, berdasarkan data Uber, 61 persen mitra-pengemudi menggunakan Uber kurang dari 10 jam per minggu.
Tidak mengherankan, kata dia, jika sebagian dari mitra-pengemudi Uber adalah pemilik usaha yang menggunakan aplikasi Uber sebagai cara fleksibel memperoleh pendapatan tambahan sambil mereka membangun dan mengembangkan usaha mereka.
Di dalam aplikasi Uber, terdapat fitur unik berupa ikon bola lampu di samping foto dan nama mitra-pengemudi, sedangkan di beberapa kota di Indonesia, terdapat kartu untuk menginformasikan bahwa mitra tersebut adalah seorang UberEntrepreneur.
Para penumpang bisa ngobrol dengan mitra tersebut tentang usaha yang dijalani saat tidak mengemudi bersama Uber. Hal ini dapat membangun kepercayaan diri dan semangat mitra, bahkan memperluas jaringan atau menciptakan potensi peluang bisnis baru. "Kami juga akan bermitra dengan sejumlah organisasi untuk mengembangkan usaha mereka," ujarnya.
Untuk pelatihan, UberEntrepreneur akan berkolaborasi dengan beberapa lembaga, antara lain Excellerate Labs dan aplikasi Kelola yang akan memberikan pelatihan pengembangan usaha kecil dan menengah di Jakarta, Bandung, dan Surabaya pada Oktober-Desember 2017. Uber juga menggandeng Yayasan Cinta Anak Bangsa, sebuah lembaga nirlaba yang akan memberikan pelatihan bagi 150 anak mitra UberEntrepreneur di Jakarta.
Adapun, mayoritas mitra UberEntrepreneur adalah mereka yang belum lama merintis wirausaha dan memerlukan dukungan dan akses lebih luas untuk mengembangkan usahanya. Dari survey dengan responden lebih dari 8.400 mitra yang bergabung dalam inisiatif UberEntrepreneur, diperoleh hasil 40 persen baru menjalankan usaha kurang dari dua tahun, 60 persen di atas dua tahun dengan mayoritas mencapai 44,4 persen yang beromzet antara Rp 1-5 juta per bulan.
Hal yang menarik, modal bukan satu-satunya (29,1 persen) kendala yang dihadapi oleh para UberEntrepreneur, mayoritas terkendala untuk bisa mengembangkan usaha (41,7 persen) serta keterbatasan pengetahuan marketing dan pengelolaan bisnis (29,1 persen). Sekitar 80 persen berniat memperluas jaringan usaha mereka dengan berpartisipasi dalam inisiatif UberEntrepreneur.
“Teknologi, inovasi dan kewirausahaan berperan besar dalam membentuk dunia bisnis modern di masa depan," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan Uber Indonesia perlu bekerja sama dan mencari berbagai solusi kreatif untuk mendukung kegiatan-kegiatan ekonomi yang fleksibel dan kewirausahaan.
"Uber berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi-solusi tersebut serta menjadi bagian dari perjalanan para wirausahawan Indonesia menuju masa depan yang sukses,” kata John Colombo saat memperkenalkan UberEntrepeneur .