Ini Langkah Kementerian PU Tangani Banjir Rob di Semarang
Reporter
Editor
Sabtu, 16 September 2017 11:08 WIB
Sepasang suami istri berdoa di makam yang terendam rob di Kampung Tambakrejo, Semarang Utara, 2 Juni 2016. Sejumlah makan di kawasan ini terendam banjir air laut yang juga merendam Jalur Pantura Semarang hingga ketinggian satu meter. TEMPO/Budi Purwanto
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah menyelesaikan tanggul untuk mengatasi potensi banjir rob atau penggenangan air laut di Semarang, Jawa Tengah, persisnya di Kelurahan Kaligawe dan Kecamatan Genuk. Pemerintah kini menyiapkan pengerjaan Paket 2, berupa anggul rob dan kolam retensi, yang dibangun tak jauh dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Semarang.
Hal itu dijelaskan Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono saat bertemu dengan 2.700 mahasiswa baru Kampus Unissula, seperti dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jumat malam, 15 September 2017. "Selain itu, kami akan membangun tanggul penahan di Terminal Terboyo dan memperbaiki alur Kali Tenggang," kata Basuki.
Paket 1 pengendalian banjir rob tersebut sudah lebih dulu dikerjakan. Paket itu berupa pembangunan sistem polder, atau bidang tanah rendah dengan tanggul, dari Kali Tenggang ke Sringin sampai Kali Babon.
Polder Sringin, ujar Basuki, dilengkapi dengan pompa yang dapat mengembalikan air rob ke laut. Pembangunannya ditargetkan selesai pada akhir 2018. "Dengan kehadiran polder tersebut, wilayah utara Semarang, khususnya Terminal Terboyo dan Kawasan Kaligawe, akan terbebas banjir rob.
Kota Semarang saat ini memiliki lima polder untuk mengatasi banjir rob. Pemerintah pada 2016 sudah merampungkan Polder Banger untuk mengatasi banjir rob di Pelabuhan Semarang sampai Semarang bagian tengah.
Bertemu dengan mahasiswa Unissula, Menteri PUPR Basuki sempat mengungkit kebutuhan sumber daya manusia yang andal untuk membangun infrastruktur. Pemerintah, menurut dia, sedang menggenjot sertifikasi tenaga ahli dan terampil demi memenuhi target 3 juta tenaga kerja bersertifikat tahun 2019.