TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan ketegangan geopolitik yang terjadi di Semenanjung Korea belum memberikan dampak pada pergerakan nilai tukar rupiah. Rupiah masih stabil di level Rp 13.343 per dolar Amerika pada 4 September 2017.
"Sekarang belum ada dampak ke mata uang rupiah," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa, 5 September 2017. Agus mengatakan dana asing justru masuk sebesar Rp 131 triliun hingga 1 September 2017 walau jumlahnya lebih rendah daripada tahun lalu yang mencapai Rp 150 triliun.
Semenanjung Korea memanas setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik dalam rangka uji coba. Rudal mendarat di perairan Jepang dan terakhir di perairan Rusia. Situasi sempat mereda saat Amerika menyatakan hendak berunding. Namun saat ini situasi kembali memanas setelah rudal kembali diluncurkan dan mendarat di Rusia. Hal tersebut menjadi sentimen negatif bagi sejumlah mata uang.
Namun rupiah dinilai masih stabil. Rupiah bahkan terapresiasi terhadap dolar Amerika sebesar 0,97 persen year-to-date atau mencapai Rp 13.343 per dolar Amerika pada 4 September 2017.
Bank Indonesia memperkirakan rata-rata nilai tukar pada 2017 akan berada pada kisaran Rp 13.300-13.600 per dolar Amerika. Sedangkan pada 2018 rupiah diprediksi bergerak stabil dengan sedikit tekanan depresiasi pada Rp 13.400-13.700 per dolar Amerika. "Sejalan dengan kebijakan suku bunga Amerika yang diperkirakan akan meningkat," katanya.