Selain Garuda, Bulog dan Pertamina Mengaku Rugi

Reporter

Kamis, 31 Agustus 2017 11:30 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggantikan Menteri BUMN didampingi Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro (kiri) saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 30 Agustus 2017. Rapat ini membahas setoran dividen dari BUMN dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) 2018 sebesar 6,5 persen menjadi Rp 43,69 triliun, dari target setoran tahun ini sebesar Rp 41 triliun. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak menampik banyak kehilangan potensi penerimaan negara dari unsur dividen negara. Musababnya, diperkirakan ada 21 dari 100 lebih badan usaha milik negara yang mengalami kerugian. “Karena rugi, maka dipastikan tidak setor dividen,” katanya di Kompleks Parlemen, Rabu, 30 Agustus 2017.

Mewakili Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Sri Mulyani memaparkan target penerimaan dividen hingga semester pertama sudah tercapai Rp 32 triliun dari target Rp 43,7 triliun. Meski begitu, target tersebut diyakini bisa tercapai dan tumbuh enam persen dari tahun lalu. Karena itu, dia juga berharap Komisi VI terus mengawasi kinerja para BUMN agar tetap akuntabel.

Meski begitu, Sri Mulyani mengapresiasi kepatuhan pajak para perusahaan pelat merah. Sejak 2013, setoran pajak yang diterima negara meningkat dari Rp 194 triliun menjadi Rp 211 triliun. “Pembenahan memang harus terus dilakukan, terutama soal sumber daya manusia agar bisa mengikuti sistem pegawai negeri,” ujarnya.

Dari 21 BUMN yang diproyeksikan tak setor dividen, beredar nama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang berkinerja jeblok lantaran kalah saing dengan swasta. Perum Bulog dan PT Pertamina (Persero) harus menderita kerugian lantaran menjalankan tugas negara menstabilkan harga pangan dan bahan bakar minyak.

Sekretaris Kementerian BUMN Imam Putro menyatakan bakal memantau betul kinerja semua BUMN. Kementerian, kata dia, menghitung ada 24 BUMN yang masih merugi hingga semester pertama 2017. Bahkan sembilan di antaranya dalam status sakit, seperti PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Kertas Leces (Persero), PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Iglas (Persero).

Imam tak menampik buruknya kinerja BUMN yang merugi tak lepas dari kemampuan sumber daya manusia. Selain itu, inefisiensi operasional yang menyebabkan besar pasak daripada tiang menjadi salah satu faktor utama. “Pembinaan pasti kami ketatkan. Kalau perlu, lakukan restrukturisasi agar BUMN rugi hilang,” ucapnya.

Selain mengingatkan urusan persaingan, anggota Komisi VI Iskandar Syaichu mengatakan pemerintah perlu mengawasi proyek pemerintah agar benar-benar dirasakan masyarakat. Menurutnya, saat ini ada anomali, yakni proyek infrastruktur jalan dan kereta api negara justru dinikmati pengembang swasta di Cikarang. “Itu proyek ada penyertaan modal negara. Tidak elok,” tuturnya.

Komisi VI juga meminta Kementerian BUMN bisa membentengi campur tangan asing. Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Rieke Diyah Pitaloka menilai PT Pelindo II dan Krakatau Steel terlihat amat patuh terhadap investornya yang berasal dari Hong Kong dan Korea Selatan. “Jangan nanti malah dicaplok semua,” katanya.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatawarta mengatakan, dalam revaluasi aset negara terbaru, setidaknya ada nilai kepemilikan negara dalam BUMN sekitar Rp 2.591 triliun. Nilai itu juga termasuk komponen hak kekayaan intelektual. “Dari data yang paling update ini, bisa diciptakan juga nilai tambah untuk penerbitan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara),” kata Isa.



ANDI IBNU

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

14 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

14 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

15 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

4 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya