Ketika Freeport Tak Lagi Bergantung pada Tambang Terbuka  

Reporter

Kamis, 31 Agustus 2017 07:02 WIB

Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, 19 September 2015. PT Freeport Indonesia kini mendapat izin ekspor dengan kuota mencapai 775.000 ton konsentrat tembaga untuk periode Juli 2015 - Januari 2016. ANTARA/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - PT Freeport Indonesia berencana mengakhiri tambang terbuka Grasberg, Papua. Perusahaan asal Amerika Serikat itu tak bisa mengandalkan tambang terbuka di Grasberg, Papua, karena cadangannya akan habis.

"Jadi tidak akan ada lagi sumber daya dalam operasi ini. Masa depan Freeport Indonesia ada di tambang bawah tanah," kata Kepala Eksekutif Freeport-McMoran Richard Adkerson di Jakarta, Selasa, 29 Agustus 2017.

Menurut Adkerson, pada awal masa penambangan, yakni dekade 1980-an, tambang terbuka Grasberg menghasilkan 800 ribu ton bijih mineral per hari. Bahkan beberapa kali produksinya mencapai 1 juta ton bijih per hari. Kini tambang terbuka hanya menghasilkan 100 ribu ton per hari. Produksi semakin menyusut karena Freeport memecat lebih dari 4.000 karyawannya dengan alasan mereka tidak mematuhi perjanjian kerja.

Baca: Perjalanan 50 Tahun Freeport Indonesia di Tambang

Freeport mengklaim cadangan di tambang bawah tanah mencapai miliaran ton. Dalam 1 ton bijih mineral, terdapat kandungan tembaga sekitar 1 persen dan emas 0,78 gram. Angka ini lebih besar dibanding produksi tambang Morenci di Amerika Utara, yang juga dikelola Freeport.

Pada tahun ini Freeport mengucurkan dana US$ 700 juta, sebagian besar untuk membangun tambang bawah tanah. Dana investasi akan naik menjadi US$ 750 juta tahun depan dan kembali berlipat pada tahun selanjutnya. Adkerson mengatakan tambang ini bakal beroperasi mulai 2022, setahun setelah kontrak karya perusahaan berakhir.

Baca: Kronologi Kontrak dan Eksploitasi Tambang Freeport di Indonesia

Adkerson pun sempat menyatakan kucuran modal tahun depan akan ditunda jika perundingan dengan pemerintah buntu. Namun, setelah jaminan kelangsungan operasi diberikan, investasi tambang bawah tanah bisa berjalan tahun depan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyatakan bakal menerapkan kewajiban fiskal yang stabil untuk kepastian penanaman modal perusahaan asal Arizona, Amerika Serikat, itu. Salah satu syaratnya Freeport harus melepas 41,64 persen kepemilikannya kepada Indonesia. Saat ini kedua pihak tengah merundingkan detail penjualan saham yang nantinya dibeli induk usaha BUMN pertambangan dan perusahaan daerah. "Kami punya kepentingan yang sama besar," kata Jonan.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

5 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

3 hari lalu

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proses perpanjangan izin Freeport, yang habis pada 2041, hampir selesai.

Baca Selengkapnya

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

19 hari lalu

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

Presiden Jokowi memerintahkan divestasi saham lanjutan PT Freeport Indonesia sehingga negara mempunyai saham 61 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

35 hari lalu

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan mayoritas pemegang saham PT Freeport.

Baca Selengkapnya

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

3 Desember 2023

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

Hingga November tahun ini, PT Freeport Indonesia telah memproduksi 1,6 miliar pon tembaga dan 1,9 juta ons emas .

Baca Selengkapnya

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

2 Desember 2023

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

Freeport menyiapkan dana sebesar 370 juta dolar AS untuk menutup tambang di Tembagapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

19 November 2023

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

Izin operasi tambang perusahaan Freeport Indonesia kembali diperpanjang hingga 2061. Begini awal mula konsesi tambang tembaga dan emas di Papua ini.

Baca Selengkapnya

Kemendag Targetkan Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Rampung Pekan Ini

6 Juli 2023

Kemendag Targetkan Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Rampung Pekan Ini

Kemendag buka suara soal perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bilang Rencana Pemerintah Tambah Saham di Freeport Segera Rampung

21 Juni 2023

Jokowi Bilang Rencana Pemerintah Tambah Saham di Freeport Segera Rampung

Jokowi mengklaim proses divestasi atau pengurangan modal PT Freeport Indonesia dari asing terus berjalan.

Baca Selengkapnya

Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter

12 Juni 2023

Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter

Staf Khusus Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, membantah pemerintah tidak tegas dalam melarang ekspor tembaga.

Baca Selengkapnya