Ilustrasi Uang dolar/Rupiah/Penukaran uang. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah Jumat sore, 25 Agustus 2017, ditutup menguat tipis tiga poin menjadi Rp 13.343 per Dolar Amerika Serikat (AS).
"Kurs utama dunia, termasuk rupiah, cenderung mendatar terhadap Dolar AS di tengah penantian hasil pertemuan bank sentral dunia di Jackson Hole pada akhir pekan ini," kata analis dari Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, di Jakarta, Jumat, 25 Agustus 2017.
Secara umum, lanjut Lukman, pelaku pasar menunggu sinyal dari pertemuan tersebut yang dapat mendorong ekonomi dunia menjadi lebih baik lagi. Salah satu kebijakan yang dinanti pasar adalah kebijakan suku bunga The Fed. "Konsensus pasar untuk kenaikan suku bunga The Fed masih terpecah, namun mayoritas menyimpulkan tidak akan ada kenaikan sampai akhir tahun ini," katanya.
Situasi itu, menurut Lukman, akan membuat dolar AS bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah walau relatif terbatas. Dengan demikian, peluang mata uang rupiah melanjutkan apresiasi cukup terbuka.
Dari dalam negeri, ia mengatakan bahwa ekonomi Indonesia terbilang cukup bagus menyusul laju inflasi yang terjaga. Dengan inflasi yang terjaga maka dapat menguatkan daya beli di dalam negeri yang akhirnya menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini, 25 Agustus 2017, mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp 13.348 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.354 per dolar AS.