Ekspansi Koperasi Simpan Pinjam Terganjal Era Suku Bunga Rendah

Reporter

Kamis, 24 Agustus 2017 09:00 WIB

Logo Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa. kospinjasa.com

TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Agus Muharram mengakui bahwa era bunga murah single digit menjadi tantangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan koperasi yang memiliki unit simpan pinjam (USP). Menurut dia, apabila bunga bank dan bunga di KSP tidak bisa secara apple to apple dan tidak bisa menempatkan bank sebagai kompetitor koperasi.

“Karakter antara bank dengan koperasi simpan pinjam berbeda. Baik dilihat dari peraturan per undang-undangannya maupun dilihat dari sistem pengelolaan atau SOP-nya, pasti berbeda", kata Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2017.

Agus menegasakan perbedaan tersebut ada dalam proses pinjaman di bank yang bunganya lebih rendah dan persyaratan lebih ketat. Sementara di koperasi simpan pinjam kata dia, bunga lebih tinggi dan persyaratan relatif lebih mudah dan sederhana. Menurut dia, bank lebih berpedoman pada penyaluran dan pengembalian yang lancar. "Implikasinya, selama koperasi berkualitas dan profesional melayani anggota, maka bunga bukan hal yang utama,” ujarnya.

Baca: Ingin Sejajar dengan BUMN, Koperasi Diusulkan Bebas Pajak

Ia meyakini koperasi simpan pinjam dan USP masih memiliki ruang untuk berkompetisi. Bahkan, kata dia, kalau dilihat dari kebutuhan pembiayaan skala mikro dan kecil, kebutuhan, atau demandnya masih amat besar. “Ini peluang bagi koperasi simpan pinjam untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara profesional dengan tingkat pelayanan kepada para anggotanya berjalan secara prima dan memuaskan,” kata Agus. Jadi, Agus menegaskan meskipun bunga pinjaman di koperasi simpan pinjam lebih tinggi dengan bank, KSP tetap dapat bersinergi secara sehat dengan perbankan.

Ketua Umum Kospin Jasa Andi Arslan Djunaid mengungkapkan saat ini koperasi simpan pinjam di Indonesia dalam kondisi mengenaskan karena keberadaan Kredit Usaha Rakyat dan kredit UMI (Usaha Mikro Indonesia). "Pemerintah sepertinya hanya fokus pada perkuatan permodalan UKM tapi tidak ke perkuatan kelembagaan koperasi, khususnya KSP,” kata Andi.

Andi menambahkan, dengan cost of fund rata-rata koperasi simpan pinjam yang berkisar 18 persen, maka mustahil bagi KSP untuk bersaing. "Kami bukan pesimis, hanya saja harus ada jalan keluar agar bisa lebih kompetitif,” kata dia. Menurut Andi, selama ini KSP berjalan sendiri sesuai tata kelolanya, sehingga harus ada insentif dari pemerintah untuk perkuatan kelembagaan Koperasi Simpan Pinjam.

ARKHELAUS W.

Berita terkait

LPDB-KUMKM jadi Mitra Terbaik Koperasi Jasa KORPRI Kota Ternate

8 hari lalu

LPDB-KUMKM jadi Mitra Terbaik Koperasi Jasa KORPRI Kota Ternate

LPDB-KUMKM merupakan mitra terbaik bagi koperasi dan UMKM Kota Ternate

Baca Selengkapnya

LPDB-KUMKM Dorong Koperasi Sektor Produktif Akses Dana Bergulir

9 hari lalu

LPDB-KUMKM Dorong Koperasi Sektor Produktif Akses Dana Bergulir

LPDB-KUMKM melakukan penjajakan dengan industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten: RUU Perkoperasian untuk Penguatan Kelembagaan

31 hari lalu

Menteri Teten: RUU Perkoperasian untuk Penguatan Kelembagaan

Menteri Teten mengatakan bahwa RUU Perkoperasian untuk penguatan kelembagaan.

Baca Selengkapnya

MenkopUKM Minta DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian

44 hari lalu

MenkopUKM Minta DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian

Menteri Koperasi dan UKM atau MenKopUKM, Teten Masduki, kembali meminta dukungan Komisi VI DPR RI agar legislatif segera membahas Rancangan Undang-Undang atau RUU tentang Perubahan Ketiga Atas UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Baca Selengkapnya

MenKopUKM Desak DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian

44 hari lalu

MenKopUKM Desak DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian

Menteri Koperasi dan UKM atau MenKopUKM, Teten Masduki, kembali meminta dukungan Komisi VI DPR RI agar legislatif segera membahas Rancangan Undang-Undang atau RUU tentang Perubahan Ketiga Atas UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Koalisi Sebut BUMN Dikonversi Jadi Koperasi Berbahaya, Sosok Darma Mangkuluhur yang Akan Bangun Lapangan Golf Rp 1,2 T

8 Februari 2024

Terkini Bisnis: Koalisi Sebut BUMN Dikonversi Jadi Koperasi Berbahaya, Sosok Darma Mangkuluhur yang Akan Bangun Lapangan Golf Rp 1,2 T

Tomy menanggapi ramainya wacana BUMN dikonversi menjadi berbasis koperasi yang dilontarkan tim pemenangan Capres nomor urut 1 Anies-Muhaimin.

Baca Selengkapnya

Ramai Wacana BUMN Jadi Koperasi, Koalisi: Berbahaya, 1,6 Juta Pegawai Menjadi Pengangguran

8 Februari 2024

Ramai Wacana BUMN Jadi Koperasi, Koalisi: Berbahaya, 1,6 Juta Pegawai Menjadi Pengangguran

Ketua Koalisi Masyarakat Peduli BUMN Maju Tomy Tampatty sangat menyesalkan adanya wacana BUMN dikonversi berbasis koperasi.

Baca Selengkapnya

Anies soal Narasi Pembubaran BUMN: Tidak Benar, Itu Fitnah yang Tak Masuk Akal

7 Februari 2024

Anies soal Narasi Pembubaran BUMN: Tidak Benar, Itu Fitnah yang Tak Masuk Akal

Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan angkat bicara soal adanya narasi pembubaran BUMN yang belakangan ramai dibicarakan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Ide BUMN Jadi Koperasi, Pengamat: Pernyataan Saya Dipelintir, Mengonversi Bukan Membubarkan

5 Februari 2024

Ide BUMN Jadi Koperasi, Pengamat: Pernyataan Saya Dipelintir, Mengonversi Bukan Membubarkan

Pengamat koperasi Suroto angkat bicara soal tanggapan Menteri BUMN Erick Thohir terhadap pernyataannya tentang perubahan perusahaan negara dari basis perseroan menjadi koperasi.

Baca Selengkapnya