Pengusaha Usulkan Aturan Bursa Saham Khusus Start-Up

Reporter

Selasa, 22 Agustus 2017 07:32 WIB

Shinta Widjaja Kamdani , CEO Sintesa Group. Shinta memiliki 18 anak usaha yang bergerak di sektor produk konsumen, produk industrial, hingga energi dengan total revenue pada 2013 sebesar US$ 1,1 miliar. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Widjaja Kamdani tengah menjajaki aturan khusus pencatatan saham perdana perusahaan rintisan berbasis teknologi informasi atau start up di bursa efek. Asosiasi tengah menggodok usulan ini sebelum mengajukannya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kami meminta pemerintah jangan melihat dari ukurannya, lihat juga suatu perusahaan punya potensi besar," ujar Shinta kepada Tempo, Senin, 21 Agustus 2017. Regulasi ini menurut dia mirip dengan rencana OJK menerbitkan aturan yang mempermudah usaha mikro kecil dan menengah melantai di bursa saham.

Usulan bertujuan untuk memperluas pilihan pendanaan perusahaan rintisan yang semakin banyak dari tahun ke tahun. Selama ini, Shinta mengatakan kebanyakan start up memperoleh pendanaan dari perusahaan modal ventura. Padahal jumlah perusahaan dan kucuran modalnya masih terbatas.

Baca : Dongkrak Bisnis Online, Elevenia Tambah Fasilitas 'Seller Zone'

Shinta memahami bahwa mencari dana di bursa tidak mudah. Pasalnya, perusahaan rintisan harus mengikuti standar pencatatan keuangan dan kepatuhan aturan. Start up juga harus bersedia menerapkan prinsip good corporate governance yang diaudit saban tahun.

Untuk mempersiapkan hal ini, dia menawarkan bantuan inkubasi melalui perusahaannya, yaitu ANGIN (angel investment network Indonesia). Inkubator yang berdiri sejak 2013 ini tengah mengasuh 60 perusahaan rintisan. ANGIN juga sudah menyuntikkan modal awal (seed funding) ke 15 perusahaan.

Kepala Eksekutif Bubu.com Shinta Dhanuwardoyo mengatakan perusahaan rintisan masih berpeluang mencari dana segar di bursa saham. Namun nama mereka tidak bisa bertengger di papan utama, melainkan di papan pengembangan. Pasalnya, salah satu persyaratan penjualan saham di papan utama adalah memiliki aktiva berwujud bersih (net tangible asset) bernilai minimal Rp 100 miliar.

Mencari pembeli di bursa juga tidak mudah. Sebab banyak institusi pemodal tidak boleh membeli saham perusahaan start up yang belum membukukan laba bersih. Sementara banyak perusahaan rintisan yang masih memperkuat pasar pada tahap awal pendiriannya. "Jika animo beli dari investor institusi rendah, akan sulit juga untuk menjadikan IPO (initial public offering) sukses."

ROBBY IRFANY | PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Lagi-lagi Startup PHK Karyawan, Ini Penjelasan Bos Pahamify

6 Juni 2022

Lagi-lagi Startup PHK Karyawan, Ini Penjelasan Bos Pahamify

Pahamify, startup edutech, mengkonfirmasi kabar terkait dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sejumlah karyawannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal 5 Pemuda Indonesia Pendiri Startup Ternama

10 September 2021

Mengenal 5 Pemuda Indonesia Pendiri Startup Ternama

Meski bukan pekerjaan mudah, beberapa anak muda Indonesia sukses mendirikan perushaan startup mereka dan mengembangkannya hingga menjadi besar.

Baca Selengkapnya

Google Bikin Program Startup School Gratis untuk Founder Startup Asia Pasifik

3 Februari 2021

Google Bikin Program Startup School Gratis untuk Founder Startup Asia Pasifik

Sesi interaktif Google Startup School akan mencakup berbagai topik, dari pemasaran digital, pengetahuan produk, hingga strategi bisnis.

Baca Selengkapnya

Cerita Wishnutama Selepas Jadi Menteri, Jajaki Startup Media Digital

27 Januari 2021

Cerita Wishnutama Selepas Jadi Menteri, Jajaki Startup Media Digital

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, menceritakan kesibukannya setelah dicopot sebagai pembantu presiden.

Baca Selengkapnya

Meghan Markle Investasi ke Startup yang Menjual Susu Oat

15 Desember 2020

Meghan Markle Investasi ke Startup yang Menjual Susu Oat

Mantan Duchess of Sussex, Meghan Markle berinvestasi di startup Clevr Brands. Perusahaan tersebut menjual latte susu oat instan empat rasa.

Baca Selengkapnya

Trending Bisnis: Jam Tangan Rolex Edhy Prabowo Hingga Haus! Dapat Pendanaan 30 M

3 Desember 2020

Trending Bisnis: Jam Tangan Rolex Edhy Prabowo Hingga Haus! Dapat Pendanaan 30 M

Berita terpopuler bisnis sepanjang 2 Desember 2020, dimulai dari cerita soal Edhy Prabowo dan istrinya dua kali mendatangi toko jam Rolex di Hawaii.

Baca Selengkapnya

2 Perempuan Indonesia Ikut Program Immersion: Women Founders Google

26 November 2020

2 Perempuan Indonesia Ikut Program Immersion: Women Founders Google

Immersion: Women Founders merupakan program pelatihan untuk membekali para perempuan dengan alat dan keterampilan untuk mengembangkan startup mereka.

Baca Selengkapnya

Inilah Pemenang Hyundai Startup Challenge 2020

16 November 2020

Inilah Pemenang Hyundai Startup Challenge 2020

Hyundai Startup Challenge 2020 di Indonesia telah dimulai sejak awal tahun ini dan berhasil mengumpulkan ratusan pendaftar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Startup Lokal di Yogyakarta Jadi Perhatian InnoXJogja 2020

8 November 2020

Ratusan Startup Lokal di Yogyakarta Jadi Perhatian InnoXJogja 2020

Festival teknologi dan inovasi bertajuk InnoXJogja 2020 segera digelar di Yogyakarta pada 17-20 November 2020 ini.

Baca Selengkapnya

Omnibus Law, Karpet Merah Tenaga Kerja Asing dari Pasal-pasal yang Rontok

8 Oktober 2020

Omnibus Law, Karpet Merah Tenaga Kerja Asing dari Pasal-pasal yang Rontok

Semangat mereka tetap berapi-api, menuntut pembatalan Undang-undang Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Baca Selengkapnya