Aturan Sistem Nontunai 100 Persen di Tol Terbit Bulan Ini

Reporter

Selasa, 15 Agustus 2017 16:53 WIB

Pengendara mobil tengah memasukki gerbang tol otomatis dikawasan Cengkareng, Jakarta, 14 Mei 2017. Sistem transaksi nontunai bisa diterapkan di semua gerbang tol pada Oktober nanti. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan menerbitkan aturan untuk mewujudkan pembayaran nontunai 100 persen di jalan tol. Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan aturan itu akan berbentuk Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).


"Akan menjadi semacam pemaksaan (untuk nontunai 100 persen)," kata Sugeng saat ditemui di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Agustus 2017.


Baca: Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Fokus Jaga Daya Beli


Saat ini, menurut Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Enny Panggabean, Permen tersebut dalam proses penandatanganan. "Mudah-mudahan minggu-minggu depan sudah ada peraturannya. Kita memang harus melaksanakan non tunai," ujarnya.


Pada Oktober 2017 , pemerintah ingin seluruh gerbang jalan tol sudah menerapkan sistem nontunai. Untuk mewujudkan rencana itu, terdapat beberapa tahap yang akan ditempuh, yakni integrasi sistem ruas jalan tol serta pembentukan Konsorsium Electronic Toll Collection (ETC).


Tujuan utama dari penerapan sistem non tunai di jalan tol ini adalah terwujudnya Multi Lane Free Flow (MLFF), yaitu proses pembayaran tol tanpa henti di mana pengguna jalan tol tidak harus menghentikan kendaraan di gerbang tol yang operatornya berbeda.


Baca juga: OJK Tak Bisa Bantu Refund Dana Jemaah First Travel


Pada Januari 2016, transaksi non tunai di jalan tol secara nasional baru mencapai 16,4 persen. Porsi transaksi non tunai di jalan tol meningkat menjadi 28 persen pada Juni 2017. Adapun transaksi non tunai di Jabodetabek pada Juni lalu pasca lebaran mencapai 33 persen.


Ke depan, Sugeng berujar, pembayaran non tunai di jalan tol akan melalui satu kartu. Kartu itu akan terintegrasi sehingga dapat digunakan oleh seluruh nasabah bank, baik bank BUMN maupun bank swasta. "Tentu bertahap untuk menuju satu kartu. Itu nanti bisa digunakan antar issuer," ujarnya.


ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

21 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya