Banteng Wulung Jadi Ikon BEI, Ternyata Ini Alasannya

Reporter

Editor

Setiawan

Senin, 14 Agustus 2017 08:19 WIB

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution foto bersama di patung ikon pasar modal Banteng Wulung yang di halaman gedung BEI, Jakarta Selatan, Ahad, 13 Agustus 2017. Tempo/Destrianita

TEMPO.CO, Jakarta -Cerita rakyat dari Kerajaan Pasundan kini dipakai Bursa Efek Indonesia atau BEI sebagai icon yang dipercaya dapat lebih menggairahkan pasar modal Indonesia dengan memasang patung Banteng Wulung.

Banteng Wulung. Hitam. Gesit. Lari sangat kencang. Kala itu, Kerajaan Pansundan meyakini setiap yang dijaga dan diawasi oleh banteng ini akan memberikan aura positif sekaligus kesejahteraan pada hal yang dijaga oleh Banteng Wulung.

Banteng bukan sembarang banteng. Banteng Wulung dalam cerita rakyat itu kini hadir di gedung paling depan Bursa Efek Indonesia (BEI), menghadap Jalan Jenderal Sudirman. Ukiran guratan dan otot terlihat tegas pada fosil kayu berusia 2,5 juta tahun--5 juta tahun ini.

Tak hanya bagi cerita rakyat di Indonesia. Untuk skala internasional, banteng juga adalah konotasi positif.

Banteng (bull) adalah kata yang membuat investor pasar modal riang. Masih ingat dengan matador berkain merah yang diseruduk banteng yang disiarkan dalam layar kaca? Teknik banteng dalam menyerang musuh adalah dengan tanduk. Bila musuh terjatuh, banteng akan mengejar dan mengangkat pakai tanduknya berulang-ulang.

Dalam pasar modal internasional, banteng (bull-bullish atau dalam keadaan naik) menjadi harapan bagi investor saham. Istilah lain yang sering digunakan selain bullish adalah hijau.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengungkapkan pasar modal tiap negara menggunakan bahan yang berbeda dalam membuat banteng. Dia menggungkapkan, ada negara membuat banteng dari perunggu, semen, baja dan batu. "Kisah Banteng Wulung berwarna hitam ini diyakini membawa kesejahteraan bagi yang dijaganya," kata Tito, Minggu 13 Agustus 2017.

BEI membuat Banteng Wulung dari fosil kayu pohon yang ditemukan pada kedalaman 30 meter dari permukaan tanah. Tito mengharapkan, peran Banteng Wulung bisa menjaga pasar modal di Indonesia tetap bullish sehingga kesejahteraan semakin merata.

Banteng Wulung ini bukanlah banteng pertama yang berada di Gedung BEI. BEI juga meletakkan banteng-banteng di dalam gedung dan di beberapa pintu masuk BEI. Namun, Banteng Wulung ini menjadi garda terdepan gedung BEI dengan berat hingga 7 ton.

BISNIS.COM

Berita terkait

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

18 jam lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

9 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

14 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

25 hari lalu

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.

Baca Selengkapnya

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

31 hari lalu

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

PT Timah buka suara usai Kejaksaan Agung menetapkan 16 nama tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi tata niaga timah di wilayah IUP-nya.

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

46 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

5 Maret 2024

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama, Anthony Cottan. MAPB merupakan pengelola Starbucks di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Saham Antam Jadi Bagian Indeks Terkemuka di BEI

19 Februari 2024

Saham Antam Jadi Bagian Indeks Terkemuka di BEI

Penetapan kembali saham Antam pada Indeks LQ45, Indeks IDX30 dan Indeks IDX80 di IDX mencerminkan apresiasi positif para pemegang saham.

Baca Selengkapnya

United E-Motor Berharap Dapat Rp 400 M Usai Melantai di BEI

13 Februari 2024

United E-Motor Berharap Dapat Rp 400 M Usai Melantai di BEI

Pemegang merek United E-Motor, PT Terang Dunia Internusa Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia, dan menargetkan dana Rp 400 miliar.

Baca Selengkapnya