Bursa Saham Asia Diperkirakan Menguat, Ini Pendorongnya

Reporter

Editor

Setiawan

Senin, 14 Agustus 2017 07:53 WIB

REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta -Bursa saham Asia diperkirakan akan menghentikan pelemahan yang terjadi pekan lalu. Sementara pelaku pasar di Jepang kembali dari liburan dan menghadapi penurunan lebih lanjut.

Indeks Futures di Australia menunjukkan awal perdagangan yang cenderung flat. Sedangkan indeks Futures di Hong Kong menguat setelah Indeks S&P 500 ditutup menguat pada hari Jumat.

Pekan lalu, indeks pengukur volatilitas melonjak setelah pasar tersentak oleh peningkatan ketegangan yang tiba-tiba antara AS dan Korea Utara. Namun, perhatian saat ini beralih ke data ekonomi di Cina yang diikuti oleh laporan keuangan dari raksasa internet negara itu, Tencent dan Alibaba.

Direktur Badan Intelijen AS (Central Intelligence Agency/CIA) Mike Pompeo dan penasihat keamanan nasional HR McMaster, dalam talk show pada hari Minggu yang terpisah mengatakan tidak ada indikasi perang akan pecah.

Beberapa hari setelah Trump mengatakan bahwa opsi militer terhadap Korea Utara telah diputuskan, ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Joseph Dunford berencana bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari Senin 14 Agustus 2017.

Di Cina, angka produksi dan konsumsi diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat pada hari Senin. Aktivitas manufaktur diperkirakan meningkat 7,1 persen pada Juli dari tahun sebelumnya, dibanding 7,6 persen pada Juni, dengan penjualan ritel melambat menjadi 10,8 persen dari 11 persen.

Sepekan yang lalu, bursa saham global mencapai titik tertinggi sepanjang masa di tengah ekspektasi untuk pemulihan global yang berkelanjutan dalam menghadapi kebijakan moneter AS yang lebih ketat. "Selain beberapa ketidakpastian politik, saya yakin pasar akan segera melihat jauh ke depan, laporan keuangan (emiten) dan data ekonomi tetap kuat," kata Direktur Pelaksana Morgan Stanley, Nick Savone, seperti dikutip Bloomberg.

BISNIS.COM

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

13 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

5 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

37 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya