Sri Mulyani Ingin Ekspor dan Investor Semakin Membaik

Reporter

Selasa, 8 Agustus 2017 19:45 WIB

Sri Mulyani Indrawati. Tempo/Ratih Purnama

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat hasil pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,01 persen harus mendapatkan perhatian secara serius.

Dari sisi investasi dan ekspor yang momentumnya tetap terjaga, ia berharap dua hal tersebut dapat terus membaik pada kuartal ketiga dan keempat, karena pemerintah dalam hal ini juga memberikan dukungan agar iklim positif tetap terjaga.

“Kami berharap tentunya investasi dan ekspor ini akan terus semakin membaik pada kuartal ketiga dan keempat. Goverment atau pemerintah dalam hal ini juga memberikan kontribusi yang positif, yang berarti itu sesuai dengan arah yang kami harapkan,” kata Sri Mulyani Indrawati saat ditemui di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Agustus 2017.

Simak: Sri Mulyani Ungkap 3 Kunci Kebugaran Tubuh

Kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II 2017 sebesar 5,01 persen. Capaian tersebut sama persis dengan ekonomi kuartal I 2017, namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 yang mencapai 5,18 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 dipengaruhi oleh belanja pemerintah yang meningkat dibandingkan kuartal II 2016, yakni mencapai Rp 493,29 triliun atau sebesar 23,71 persen dari target.

Adapun realisasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya tumbuh tipis 4,95 persen dari sebelumnya 4,94 persen pada kuartal I 2017. Menurut Sri Mulyani, konsumsi rumah tangga meski mendekati angka 5 persen, namun tetap perlu dijaga, karena hal tersebut memberikan dampak paling besar terhadap produk domestik bruto (Gross Domestic Product/GDP).

“Kita perlu perhatikan sesuai tingkat inflasi yang terjadi, memang lebih tinggi dari tahun lalu, sehingga mungkin itu akan menekan konsumsi kita pada kuartal kedua. Namun kami berharap, dengan inflasi kita masih di bawah 4 persen, maka untuk konsumsi kami berharap akan muncul lagi pada kuartal ketiga dan keempat,” ucap dia.

Ia menambahkan, beberapa program pemerintah telah digulirkan untuk mengakselerasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Seperti misalnya program keluarga harapan (PKH), beras sejahtera (rastra), yang sifatnya memberikan support kepada masyarakat untuk mengurangi beban mereka.

Sementara untuk masyarakat menengah, Sri Mulyani berharap bahwa pertumbuhan konsumsi yang positif tersebut dapat menimbulkan rasa percaya diri bagi mereka, sehingga bisa meningkatkan keinginan untuk melakukan investasi dan konsumsi.

“Eksekusinya memang akan terlambat. Namun itu akan bisa meningkatkan kapasitas dari masyarakat terutama menengah ke bawah untuk bisa mendapatkan momentum untuk meningkatkan konsumsinya,” ucap Sri Mulyani.

DESTRIANITA



Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

2 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

8 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

8 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

11 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

28 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

40 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

49 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya