BI: Kabut Asap Kalbar Tingkatkan Inflasi Komoditas Volatile Food

Reporter

Selasa, 8 Agustus 2017 06:00 WIB

Kabut Asap Pontianak/TEMPO/ Fransiskus S.

TEMPO.CO, Jakarta - Kabut asap yang melanda Kalimantan Barat (kalbar) lebih dari seminggu berpotensi meningkatkan tekanan inflasi dari kelompok komoditas volatile food pada Agustus 2017 ini, demikian Bank Indonesia memprediksikan.

Deputi Kepala Perwakilan BI Kalbar Adhinanto Cahyono mengatakan, komoditas volatile food, seperti sayur mayur wortel, sawi hijau, kangkung, mie kering dan bawang putih, rawan pada bulan ini.

“Selain sayur, cuaca ekstrem terjadi belakangan ini juga menyebabkan berkurangnya pasokan ikan sehingga memicu peningkatan harga di beberapa jenis tangkapan, seperti ikan tongkol dan kembung,” kata Adhinanto, Senin, 7 Agustus 2017.

Baca: Wiranto: Pemerintah Benahi Prosedur Pemadaman Kebakaran Hutan

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan terdektesi ada 150 titik panas penyebab kabut asap di Kalbar yang terdiri dari 109 hotspot kategori sedang dan 41 hotspot kategori tinggi.

“Sebaran hotspot mencakup 1 titik di Bengkayang, 23 titik di Kapuas Hulu, 10 titik di Ketapang, 19 titik di Kubu Raya, 13 titik di Landak, 7 titik di Melawi, 8 titik di Pontianak, 45 titik di Sanggau, 2 titik di Sekadau dan 22 titik di Sintang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan pers.

BISNIS

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya