Ratusan kendaraan terjebak kemacetan lalu lintas di jalan tol dalam kota akibat proyek pembangunan kereta api ringan atau light rail transit (LRT) tahap pekerjaan bentang panjang atau longspan, di ruas jalan Cawang - M.T. Haryono, Jakarta, 22 Mei 2017. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta maaf kepada masyarakat atas kemacetan yang ditimbulkan akibat pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek. Ia berharap semua proses pembangunan ini cepat selesai.
"Pasti menimbulkan ketidaknyamanan, tapi kami tak ada pilihan, berharap semua bisa selesai," kata Luhut Pandjaitan saat ditemui di ruas tol Jagorawi, Jakarta, Jumat, 4 Agustus 2017.
Luhut menyatakan proyek ini memang diharapkan cepat selesai, agar kemacetan lalu lintas ini cepat selesai. "Jadi tidak terlalu lama masalah lalu lintas ini terganggu," ujarnya.
Luhut didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Direktur Utama PT Adhi Karya Budi Harto meninjau pembangunan proyek LRT tahap I di ruas Cibubur-Cawang. Adapun pembangunan di ruas Cibubur-Cawang mencapai 37 persen, Bekasi Timur-Cawang 17 persen, dan Cawang-Dukuh Atas 3 persen.
Luhut mewanti-wanti agar pembangunan proyek LRT dilakukan dengan detail dan baik, dan tidak asal jadi. Alasannya bangsa ini merupakan bangsa yang besar sehingga segala sesuatunya harus terlihat rapi dan detail.
Bahkan, Luhut mengkritik bentuk tol di atas laut yang berada di Bali yang menurutnya jelek. "Itu kan jelek tuh, kampungan itu kerjanya, sekarang tidak boleh begitu lagi," tuturnya.