Harga Minyak Mentah Menguat Jadi USD 46 per Barel

Reporter

Rabu, 2 Agustus 2017 15:31 WIB

AP/Hadi Mizban

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) pada periode Juli menguat menjadi US$ 46,35 per barel yakni lebih tinggi US$ 1,82 per barel dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$ 43,66 per barel.

Seperti dikutip dari laman Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Rabu, 2 Agustus 2017, berdasarkan hasil perhitungan Tim Harga Minyak Indonesia, selain rata-rata ICP, harga minyak jenis SLC pun mengalami kenaikan, yakni menyentuh US$ 46,35 per barel atau naik US$ 1,64 per barel dari semula US$ 44,71 per barel pada Juni 2017.

Adapun naiknya ICP periode Juli dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, naiknya harga minyak acuan di pasar global. Harga minyak jenis Dated Brent naik US$ 2,04 per barel dari US$ 46,52 per barel menjadi US$ 48,56 per barel. Selain itu, jenis minyak lainnya yang juga mengalami penaikan harga yakni Brent dengan kenaikan US$ 1,60 per barel dari US$ 47,55 per barel menjadi US$49,15 per barel.

Kemudian jenis West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,48 per barel dari US$ 45,20 per barel menjadi US$46,68 per barel. Terakhir Basket OPEC pun menunjukkan penaikan yakni sebesar US$1,57 per barel dari US$45,21 per barel menjadi US$ 46,78 per barel.

Baca: Harga Minyak Menguat Pasca OPEC Kurangi Pengiriman ke AS

Dari sisi proyeksi permintaan minyak mentah, International Energy Agency (IEA) mencatat proyeksi permintaan minyak mentah naik sebesar 100.000 barel per hari (bph) sehingga permintaan naik menjadi 98 juta bph. Sementara itu, dari sisi stok minyak, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA), tingkat stok minyak mentah komersial, gasolin dan distillate fuel oil selama Juli mengalami penurunan.

Pertama, stok minyak mentah komersial turun 19,5 juta barel menjadi 483,4 juta barel. Kedua, stok gasolin turun 7,1 juta barel menjadi 230,2 juta barel. Ketiga, distillate fuel oil turun 800.000 barel menjadi 149,6 juta barel. Terakhir, dari publikasi IEA dan organisasi pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC), stok minyak mentah komersial negara maju mengalami penurunan 6 juta barel dan 12,9 juta barel.

Selain dari aspek proyeksi permintaan dan stok, faktor penyumbang menghangatnya harga minyak yakni respons positif pasar terhadap pernyataan Menteri Energi Arab Saudi yang menyatakan pembatasan ekspor minyak mentah sebesar 6,6 juta bph pada Agustus 2017. Kemudian, Nigeria menyetujui untuk mengikuti kebijakan OPEC yakni membatasi produksi minyak mentahnya.

Khusus di Asia Pasifik, naiknya harga minyak dipengaruhi catatan IEA terkait peningkatan permintaan minyak mentah di India dan Taiwan. Faktor lainnya yang juga berkontribusi menghangatnya harga minyak yakni proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2017. Menurut publikasi International Monetary Fund (IMF) pada Juli, pertumbuhan ekonomi China diproyeksi naik 0,1 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya.

BISNIS

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

11 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

18 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

18 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

19 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

19 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

19 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya