TEMPO.CO, Jakarta - Royal Dutch Shell Plc, perusahaan minyak asal Belanda, akan merumahkan 400 karyawannya setelah mengalami kerugian akibat lesunya harga minyak dalam dua tahun terakhir. Dilansir dari Reuters, karyawan yang diberhentikan berasal dari divisi teknologi energi dan tenaga di proyek-proyek besar. “Empat ratus karyawan tersebut adalah yang jabatannya berpotensi dirampingkan atau diubah mulai kuartal terakhir 2017 atau kuartal pertama 2018,” demikian pernyataan manajemen Shell.
Shell juga berniat mengubah model bisnis agar bisa merespons penurunan harga minyak. Perwakilan manajemen Shell menyatakan struktur bisnis akan direvisi menjadi lebih sederhana. Setelah memangkas jumlah karyawan tetap, Shell akan mengurangi biaya dengan mempekerjakan tenaga alih daya (outsourcing) untuk posisi-posisi yang memberikan nilai tambah rendah. Jumlah jajaran manajemen dan staf ekspatriat yang bergaji tinggi pun akan dikurangi.
“Industri migas kurang efisien selama 1-2 dekade terakhir. Sedangkan industri otomotif, dirgantara, serta tenaga surya dan angin, misalnya, menjadi lebih efisien,” kata juru bicara Shell, Senin, 1 Agustus 2017.
Pelaku industri minyak dan gas sudah mengurangi 12.500 karyawan dalam setahun terakhir. Shell juga mengurangi anggaran belanja modal dalam beberapa tahun terakhir karena harga minyak yang rendah tak bisa menutupi ongkos yang harus dikeluarkan. Kini, kegiatan penelitian dipindahkan dari Belanda ke negara lain yang biayanya lebih rendah. Shell juga akan mengurangi proyek-proyek eksplorasi yang sangat kompleks dan berbiaya tinggi.
Saat ini, Shell tengah berkutat dengan berbagai masalah yang berpotensi menurunkan produksi minyaknya. Salah satunya kebakaran di Kilang Pernis, Rotterdam, yang diduga akibat hubungan pendek arus listrik. Kilang terbesar di Eropa itu pun terpaksa ditutup untuk sementara waktu agar kebakaran tidak meluas dan sisa bahan bakar bisa diselamatkan. Namun Shell bakal kehilangan produks minyak di kilang berkapasitas 404 ribu barel per hari tersebut.
Kilang Pernis berada di atas lahan seluas 800 kali lapangan sepak bola. Saking besarnya, diameter pipa Kilang Pernis disebut-sebut setara dengan jarak empat kali keliling bumi. Kilang ini memasok bahan bakar untuk sebagian kawasan Eropa. Tak mengherankan jika saat ini muncul spekulasi, terutama di kalangan trader minyak, mengenai kelangkaan pasokan dan potensi kenaikan harga bahan bakar di Eropa.
FERY F.