TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) hari ini, 26 Juli 2017, menghancurkan 189.477 lembar mata uang rupiah palsu yang berasal dari setoran perbankan ke bank sentral.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi mengatakan sebelum uang tersebut dihancurkan, BI melakukan penelitian berupa verifikasi dan analisis atas keaslian lembaran uang rupiah tersebut di laboratorium Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center (BI-CAC).
Baca: Peredaran Uang Palsu Menurun Drastis
"Setelah kami yakini itu palsu, kami serahkan kepada Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri," ujar Suhaedi di kompleks Gedung Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta, Rabu. Adapun ratusan ribu uang palsu itu merupakan hasil temuan pada periode 2014-2016.
Penghancuran uang palsu itu dilakukan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 02/Pe.Mus.Pid/2017/PNPn.Jkt.Sel tanggal 17 Mei 2017. Menurut Suhaedi, jumlah temuan sebanyak 189.477 lembar itu jauh lebih baik karena menurun dibanding periode-periode sebelumnya.
"Ini semakin menunjukkan hasil yang baik dari waktu ke waktu, baik yang dari setoran bank maupun penyelidikan Mabes Polri," katanya. Suhaedi menambahkan, pada 2017 BI menemukan uang palsu sebanyak 63.499 lembar atau dengan rasio empat lembar dalam setiap 1 juta lembar rupiah. "Itu lebih rendah dari kasus di 2015 dan 2016."
Suhaedi pun mengungkapkan alasan masih lolosnya mata uang rupiah palsu ini dari alat pendeteksi keaslian uang di perbankan. "Karena volume transaksi yang banyak, sehingga ada yang lolos," ujarnya. Dia menuturkan perbankan sebenarnya telah memiliki sejumlah alat pendeteksi uang palsu, baik yang tersedia di teller maupun ATM. "Mekanisme untuk mencegahnya juga ada."
Baca: Uang Baru, BI: Belum Ada Laporan Uang Palsu
Berdasarkan temuan 189.477 lembar rupiah palsu kali ini, dapat dirinci jumlah pecahan uang palsu menyerupai Rp 100 ribu sebanyak 90.180 lembar, menyerupai Rp 50 ribu sebanyak 82.822 lembar, menyerupai Rp 20 ribu sebanyak 10.919 lembar, dan menyerupai Rp 10 ribu sebanyak 3.590 lembar. Kemudian pecahan menyerupai Rp 5.000 sebanyak 1.961 lembar dan Rp 2.000 rupiah sebanyak 5 lembar.
GHOIDA RAHMAH
Berita terkait
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
1 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
2 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
2 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
3 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
3 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
3 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
4 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
5 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaEkonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025
6 hari lalu
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.
Baca SelengkapnyaZulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi
7 hari lalu
Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.
Baca Selengkapnya