Produksi Padi Indonesia Lebih Mahal 2,5 Kali Lipat dari Vietnam

Reporter

Kamis, 20 Juli 2017 17:38 WIB

TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Karawang - Biaya produksi pertanian seperti padi, yang masih mahal menjadi ganjalan pemerintah dalam mencapai target lumbung pangan dunia di tahun 2024. Ongkos produksi padi di Indonesia misalnya masih cukup tinggi di Asia melampaui Vietnam, Thailand, Cina dan India.

Ketua umum kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun International Rice Research Institute (IRRI), ongkos produksi padi di Indonesia pada tahun 2016 - 2017 lebih mahal dibanding Thailand, Vietnam bahkan India dan Cina.

"Indonesia lebih mahal 2,5 kali lipat dibanding Vietnam," kata Winarno saat seminar peningkatan produktivitas padi di PT Pupuk Kujang Cikampek, Kamis, 20 Juli 2017.

Simak: Jokowi Beri Tips NTB Jadi Produsen Utama Beras

Winarno mengatakan, ongkos produksi padi di Indonesia mencapai Rp 4.079 per kilogram. Jauh melampaui Vietnam yang hanya Rp 1.619 per kilogram. Indonesia juga melampaui Thailand dengan Rp2.291 per kilogram, India Rp 2.306 per kilogram bahkan Cina Rp 3.661 per kilogram.

Meski pada 2017 pemerintah bisa menurunkan ongkos produksi padi hingga Rp 3.400 per kilogram, Winarno menilai hal itu belum bisa mensejahterakan petani.


"Bila dibandingkan dengan harga pokok penjualan padi yang mencapai Rp 3.700, tentu keuntungan petani sangat kecil. Hanya Rp 300 per kilogram," kata Winarno.

Menurut Winarno, jika Indonesia tidak bisa menekan biaya produksi padi yang tinggi, pasar dalam negeri akan dimasuki produk negara lain. "Beras kita lebih mahal dari mereka sehingga prodak mereka banyak masuk ke kita. Beras Vietnam misalnya pernah membanjiri Indonesia secara legal bahkan ilegal," kata Winarno.

Winarno mengatakan untuk melawan serbuan beras asing tersebut, petani Indonesia perlu bertani secara efektif dan meninggalkan cara tanam yang mahal.

Berdasarkan riset yang dilakukan KTNA, yang kerap membuat ongkos produksi padi di Indonesia mahal adalah cara penggunaan air sawah dan cara membasmi hama. Menurut Winarno petani Indonesia harus mulai meninggalkan kebiasaan menggenangi sawah secara berlebihan. Ia menyarankan para petani meniru sistem tanam di Jepang yang hanya menggunakan sedikit air di sawah.

"Menggenangi sawah dengan air itu biayanya mahal, apalagi di musim kemarau, ongkos pompa air merepotkan," ungkap dia. "Padahal di Jepang tidak pernah sawah tergenang. Sawah di sini kelebihan air," kata dia.

Hal lain yang membuat mahal adalah penggunaan bahan kimia untuk membasmi hama. Winarno menyarankan para petani menggunakan teknologi refogia untuk membasmi hama.

Refogia adalah menanami bunga berwarna - warni di pematang sawah. "Bunga - bunga itu akan menjadi tempat hidup predator alami hama. Serangga di bunga secara alami akan memakan hama padi," kata dia.

HISYAM LUTHFIANA

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

7 jam lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

19 jam lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

2 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

3 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

3 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

6 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

6 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

8 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

8 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya