Sri Mulyani Lantik Isa Rachmatarwata Jadi Dirjen Kekayaan Negara

Reporter

Editor

Sugiharto

Senin, 3 Juli 2017 18:56 WIB

Isa Rachmatarwata, saat mengikuti fit and proper test calon dewan komisioner OJK21 nama calon anggota dewan komisioner OJK dengan Komisi XI, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin, 11 Juni 2012. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik Direktur Jenderal Kekayaan Negara yang baru, Isa Rachmatarwata, sore ini, Senin, 3 Juli 2017, menggantikan Sonny Loho. Sebelumnya, Isa Rachmatarwata adalah Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal.

Dalam pelantikan, Sri Mulyani mengucapkan terima kasih kepada Sonny atas pengabdiannya selama ini. Sonny bekerja di Kemenkeu sejak 1979. Sebelum menjabat sebagai Dirjen Kekayaan Negara, Sonny lama berkarir di Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan pernah pula menjabat sebagai inspektur jenderal.

"Saya berterima kasih atas seluruh dedikasi, kerja keras, dan loyalitas Pak Sonny. Tentunya, segala yang telah dicapai Pak Sonny bukan hanya pencapaian secara pribadi tapi suatu pencapaian dari institusi Kementerian Keuangan," kata Sri Mulyani di Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 3 Juli 2017.

Sri Mulyani pun berpesan kepada Isa Rachmatarwata sebagai Dirjen Kekayaan Negara ke-3 agar meneruskan tugas dari dirjen sebelumnya. "Setiap tahun, waktu kita membelanjakan APBN, banyak belanja modal yang menghasilkan kekayaan negara. Untuk itu, perlu tertib administrasi, tertib hukum, dan tertib tata kelola."


Sonny Loho (kiri)

Selain itu, Sri Mulyani ingin Isa Rachmatarwata mengkaji apakah valuasi yang mencerminkan nilai kekayaan negara yang sebenarnya perlu diperbarui. Menurut dia, valuasi adalah cerminan dari nilai kekayaan negara yang sesungguhnya sehingga masyarakat perlu tahu berapa kekayaan negara. "Ini adalah tugas dari Pak Isa."

Isa Rachmatarwata juga diminta mengoptimalkan aset-aset negara sebab aset-aset negara dinilai belum bekerja dengan keras. "Dirjen Kekayaan Negara harus terus melihat dan memikirkan apakah aset ini pengelolaan terbaiknya seperti yang sekarang," kata Sri Mulyani.

Optimalisasi aset negara, Sri Mulyani berpendapat, penting dilakukan agar perekonomian terus mendapatkan dorongan. "Kita punya banyak aset, lokasinya strategis, tapi tidak optimal. Kita punya banyak aset, tapi dibiarkan menganggur sehingga kita punya ongkos untuk memelihara," tuturnya.

Sri Mulyani menilai, Kemenkeu sebagai manajer aset belum cukup pintar untuk mengelola aset negara. Maka dia meminta Isa untuk membawa cara pandang yang baru, yang lebih progresif. "Jangan pernah mengenal lelah dan puas hanya dengan membukukan aset," ujar Sri Mulyani.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

10 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

3 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya