Sri Mulyani Pantau Pencapaian APBN Semester I 2017
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 3 Juli 2017 16:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memantau pencapaian serta realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Laporan pencapaian semester I 2017 akan disampaikan kepada dewan bersamaan dengan agenda pembahasan APBN Perubahan bulan ini.
"Nanti kami akan melihat berapa kinerja dari penerimaan pajak, non pajak, terutama dengan asumsi dan realita harga harga minyak serta nilai tukar rupiah yang akan mempengaruhi," ujar Sri Mulyani usai halal bihalal, di kantornya, Jakarta, Senin, 3 Juli 2017.
Baca:
Sri Mulyani Siapkan Anggaran Pengadaan IT Perpajakan
Sri Mulyani menuturkan dia juga akan memantau perkembangan atau progress belanja semester 1, khususnya terkait dengan perubahan belanja karena adanya prioritas pos anggaran yang harus didanai segera. "Apakah untuk Asian Games atau Pemilu, itu cukup banyak tambahan belanja yang harus kita sediakan untuk akhir tahun ini," katanya.
Sri Mulyani melanjutkan untuk percepatan dana belanja untuk persiapan Asian Games 2018, pihaknya masih akan menunggu daftar kebutuhan yang diperlukan untuk tahun ini dari pihak penyelenggara maupun Kementerian Pemuda dan Olahraga. Adapun belanja modal untuk Asian Games itu bersifat multiyears. "Kalau untuk belanja yang sifatnya langsung seperti persiapan atlet kami akan liat anggarannya di Kemenpora."
Beralih ke APBN 2018, Sri Mulyani menjelaskan pihaknya akan berhati-hati dalam penyusunannya, salah satunya dengan terus memperhatikan sentimen eksternal terhadap pokok-pokok kebijakan ekonomi makro. "Perkembangan positif adalah pertumbuhan ekonomi global yang positif di kuartal empat tahun lalu akan berlanjut di kuartal satu tahun ini," ucapnya.
Namun, salah satu sentimen negatif yang patut diwaspadai menurut dia adalah terkait dengan perkembangan kebijakan perdagangan internasional, yang belum pulih secara cepat. "Kami melihat secara teliti apakah ekspor itu sustainable, karena itu mesin ekonomi kita," ujarnya.
Sementara itu, situasi geopolitik di Timur Tengah seperti Qatar dengan negara-negara Teluk, juga Korea Utara dan negara di sekitarnya juga perlu dicermati. "Eksternal di konteks regional kami akan lihat adjustment ekonomi di Cina, Korea Selatan, dan Jepang, karena mereka pengaruhi ekspor, impor, dan capital flow," katanya.
Sri Mulyani menambahkan faktor lain yang diperhatikan adalah kebijakan moneter di negara maju yang berpotensi mempengaruhi suku bunga global. "Seperti kebijakan The Fed dan bank sentral negara lain seperti Cina dan Jepang, itu yang akan kami perhatikan untuk 2018." Hingga saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 dipatok berada di kisaran 5,2-5,6 persen.
GHOIDA RAHMAH