Serapan Makanan dan Minuman di Ramadan Tahun ini Menurun  

Reporter

Senin, 26 Juni 2017 08:43 WIB

Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta melakukan sidak kualitas produk makanan yang dijual di salah satu supermarket Jalan Sultan Agung, Yogyakarta, 23 Mei 2017. Kegiatan ini dilakukan menjelang bulan puasa dan lebaran karena meningkatnya jumlah bahan makanan yang beredar. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Adhi S Lukman mengatakan ada penurunan penyerapan stok makanan dan minuman pada Ramadan tahun ini. Ia menambahkan, banyak stok di supermarket yang masih tersisa.

"Biasanya akhir puasa kehabisan stok. Tahun-tahun sebelumnya stok habis," kata Adhi saat ditemui di rumah dinas Menteri Perindustrian, Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Ahad, 25 Juni 2017.

Adhi menuturkan ada kemungkinan terjadi penurunan penjualan dari tahun lalu, meski secara rata-rata tetap tumbuh. "Mengenai angkanya belum tahu, perkiraan lebih rendah 10 persen dari tahun lalu."

Baca: Industri Makanan-Minuman Diprediksi Tumbuh 8,5 Persen

Diduga penurunan terjadi karena penjualan pada awal bulan puasa tidak selaku tahun sebelumnya. Tahun ini penjualan baru meningkat setelah seminggu berjalannya Ramadan.

Adhi mengatakan target pertumbuhan sektor makanan dan minuman 7,5-7,8 persen masih bisa dikejar tergantung kondisi. Salah satunya adalah tidak adanya aturan yang menghambat pertumbuhan industri. "Satu semester bisa delapan persen (tumbuhnya). Tahun lalu delapan persen lebih."

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengakui ada penurunan permintaan pada Ramadan tahun ini, namun di lain pihak harga menjadi stabil. Ia melihat dengan kestabilan harga tak menimbulkan guncangan harga dan harga komoditas lain menjadi baik.

Baca: Menggembirakan, Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 8,46 Persen

Airlangga berharap sesudah Ramadan akan terjadi peningkatan permintaan. Ia juga melihat sektor finansial perlu didorong agar mendongkrak konsumsi lagi. "Selama ini kebijakan finansial ada yang mengerem konsumsi, terutama di bulan Ramadan."

DIKO OKTARA

Berita terkait

Kenaikan Harga Gula Dunia Diyakini Tak Ganggu Industri Makanan dan Minuman, Kenapa?

28 Desember 2023

Kenaikan Harga Gula Dunia Diyakini Tak Ganggu Industri Makanan dan Minuman, Kenapa?

Kemenperin memastikan, kenaikan harga gula dunia tidak memengaruhi industri makanan dan minuman di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi 2023, Harga Makanan dan Minuman Bakal Naik Hingga 7 Persen

20 Oktober 2022

Ancaman Resesi 2023, Harga Makanan dan Minuman Bakal Naik Hingga 7 Persen

Gapmmi memprediksi harga di industri makanan dan minuman tahun depan akan naik 7 persen. Kenaikan harga itu tak lepas dari imbas resesi global.

Baca Selengkapnya

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

8 September 2022

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

Food Ingredients Asia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman.

Baca Selengkapnya

Efek Invasi Rusia, Pengusaha Makanan RI Cari Pemasok Gandum Baru selain Ukraina

2 Maret 2022

Efek Invasi Rusia, Pengusaha Makanan RI Cari Pemasok Gandum Baru selain Ukraina

Pengusaha makanan dan minuman bersiap mencari pemasok gandum baru menyusul konflik Rusia-Ukraina.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Pandemi, Pengusaha Yakin Sektor Makanan dan Minuman Tumbuh 7 Persen

13 Juli 2021

Di Tengah Pandemi, Pengusaha Yakin Sektor Makanan dan Minuman Tumbuh 7 Persen

Adhi S. Lukman meyakini industri makanan dan minuman tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19 meski menghadapi tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Gapmmi: RI Harusnya Jadi Eksportir Produk Halal Terbesar Dunia

6 Juni 2021

Gapmmi: RI Harusnya Jadi Eksportir Produk Halal Terbesar Dunia

Indonesia berada di posisi keempat sebagai negara eksportir produk halal di dunia.

Baca Selengkapnya

Pengusaha: 2020, Pertumbuhan Sektor Makanan dan Minuman Hanya 1-2 Persen

3 Januari 2021

Pengusaha: 2020, Pertumbuhan Sektor Makanan dan Minuman Hanya 1-2 Persen

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman menyatakan pertumbuhan produk domestik bruto sektor makanan dan minuman pada 2020 hanya 1-2 persen.

Baca Selengkapnya

Stok Gula Rafinasi Menipis, Pemerintah Diminta Terbitkan Persetujuan Impor

11 Desember 2020

Stok Gula Rafinasi Menipis, Pemerintah Diminta Terbitkan Persetujuan Impor

Pengusaha makanan berharap pemerintah segera membahas stok gula rafinasi untuk kebutuhan bahan baku yang kian menipis.

Baca Selengkapnya

Gapmmi Sebut Pemerintah Harus Waspada Keamanan Stok Pangan di Tahun Depan

14 November 2020

Gapmmi Sebut Pemerintah Harus Waspada Keamanan Stok Pangan di Tahun Depan

Pelaku usaha memperingatkan pemerintah soal keamanan stok pangan untuk awal 2021.

Baca Selengkapnya

GAPMMI: Selama Pandemi, Investasi Asing Sektor Makanan Minuman Naik 14 Persen

10 November 2020

GAPMMI: Selama Pandemi, Investasi Asing Sektor Makanan Minuman Naik 14 Persen

GAPMMI mengklaim minat investor asing ke Indonesia bertambah tinggi setelah Presiden Joko Widodo meneken Undang-undang Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya