Dompet Dhuafa Social Enterprises Targetkan Pertumbuhan 30 Persen
Editor
Setiawan
Sabtu, 17 Juni 2017 22:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Dompet Dhuafa Social Enterprises (DDSE), badan usaha berbentuk perseroan terbatas yang didirikan Yayasan Dompet Dhuafan menargetkan pertumbuhan sebesar 30 persen dari 10 unit bisnisnya menjadi Rp 130 miliar. Tahun lalu, DDSE mencatat pertumbuhan senilai Rp 97 miliar.
Baca: Pengumpulan Dana Sosial Via Online Berkembang di ...
“Kontribusi terbesar antara lain dari unit bisnis CSR dan Kesehatan Mandiri,” ucap Yuli Direktur Utama Dompet Dhuafa Social Enterprises kepada Tempo, usai madia ghatering di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu 17 Juni 2017.
Menurut Yuli, DDSE merupakan transformasi Dompet Dhuafa yang kini tak hanya berkutat pada masalah charity dan donasi tapi menjadi lebih besar kiprahnya dengan mengelola unit-unit bisnis secara lebih transpara dan akuntabel. Pendirian DDSE dilatarbelakangi terus berkembangnya pelayanan Dompet Dhuafa serta makin banyaknya kerja sama dengan berbagai korporat.
“Hasil dari keuntungan setelah dikurangi operasional akan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat miskin,” ucap Yuli.
Kedelapan unit bisnis itu yakni Kesehatan Mandiri, Pendidikan Mandiri, Karya Masyarakat Mandiri, CSRFokus, DD Travel, DD Medika, DD Konstruksi, DD Niaga, DD Publika dan Wasila Nusantara.
Yuli mengatakan ada sekitar 50 perusahaan besar yang mempercayakan programnya melalui DDSE. Mitra korporat tersebut antara lain Exxonmobil, British Petrolium (BP), Trakindo, Bank Permata, Pemerintah Kota Samarinda, dan Cargill.
Untuk unit bisnis Kesehatan Mandiri menurut Yuli menjadi model rujukan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi dhuafa atau masyarakat miskin. “Kesehatan Mandiri yang sudah berjalan saat ini adalah RS Rumah Sehat Terpadu, RS Aksa Medika Sribhawono, da RS Ibu dan Anak Sayyidah. Menyusul tiga rumah sakit lagi yang akan beroperasi,” katanya.
Wahyu Prabowo, Direktur dari unit bisnis Kesehatan Mandiri mengatakan rumah sakit yang dikelola unit bisnis Kesehatan Mandiri memberikan tiga sistem layanan yakni pembayaran tunai, BPJS dan gratis untuk warga dhuafa. Unit bisnis Kesehatan Mandiri menargetkan bisa menyediakan 1.000 tempat tidur (bed) untuk pasien dhuafa.
Baca: Gandeng Dompet Dhuafa, PTTEP Gelar Kompetisi ...
Wahyu mencontohkan RS Parung, Bogor yang dinilai berhasil dalam memberikan layanan kepada pasien dhuafa. Rumah sakit ini melayani 95 ribu pasien per tahun dengan omzet mencapai Rp 45 miliar. “Dari 95 ribu itu, sekitar 90 persen merupakan pasien dhuafa, mereka digratiskan baik rawat inap maupun biaya obat-obatan,” ucapnya kepada Tempo. RS Parung menargetkan pertumbuhan tempat tidur untuk dhuafa dari 80 menjadi 150.
SETIAWAN ADIWIJAYA