Pemerintah Donald Trump Bakal Rombak Aturan Wall Street

Reporter

Selasa, 13 Juni 2017 19:00 WIB

Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusannya bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris, di Taman Mawar Gedung Putih di Washington, AS, 1 Juni 2017. REUTERS/Joshua Roberts

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyusun rencana yang sangat dinantikan untuk merombak peraturan bank. Rencana ini menyerukan pengurangan, meski tidak menghilangkan, tekanan yang diterapkan pada Wall Street pasca krisis keuangan.

Perubahan-perubahan tersebut, yang diuraikan dalam sebuah laporan Departemen Keuangan, mendesak badan-badan federal untuk menulis ulang sejumlah peraturan yang sering dikeluhkan bankir dalam tujuh tahun sejak berlakunya Undang-Undang Dodd-Frank.


Baca:
TIPS PUASA: Cerdas Mengelola Keuangan Selama Ramadan
PENGUMUMAN HASIL SBMPTN 2017: Lulus atau Tidak? Begini Cara Mengetahuinya

Peraturan yang dimaksud termasuk menyesuaikan stress test tahunan yang menilai apakah pemberi pinjaman dapat mampu menahan kemerosotan ekonomi, melonggarkan beberapa peraturan perdagangan, serta mengurangi wewenang badan pengawas yang mengatur keuangan konsumen.

Departemen Keuangan menjelaskan, rencana itu dirancang untuk memacu pertumbuhan kredit dan pekerjaan dengan membuat peraturan menjadi lebih efisien dan tidak memberatkan. Tidak seperti draft UU yang diloloskan pekan lalu oleh kubu Republik dalam parlemen, laporan tersebut secara konsisten menyerukan sebagian besar peraturan yang dibuat semasa era Obama untuk digulirkan kembali dan tidak dibatalkan.

“Pengaturan struktur sistem keuangan AS secara tepat sangat penting untuk mencapai tujuan pemerintah dalam hal pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta untuk menciptakan peluang bagi semua warga Amerika,” kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, dalam sebuah pernyataan, dikutip Bloomberg, Selasa, 13 Juni 2017.

Kajian Departemen Keuangan, yang diminta oleh Presiden Donald Trump dalam sebuah perintah eksekutif pada bulan Februari, membuka front baru dalam dorongan deregulasi pemerintah.

Sementara itu, kubu Demokrat yang mengatakan bahwa UU Dodd-Frank sangat penting untuk menjaga performa Wall Street setelah perdagangan berisikonya sempat menyebabkan ekonomi AS hampir runtuh pada tahun 2008, dengan cepat mengkritik laporan itu sebagai daftar harapan yang menginspirasi bank besar.

“Terlalu banyak pekerja keras di AS yang masih belum sepenuhnya pulih dari krisis keuangan, dan Washington harus fokus untuk melindungi mereka dengan meminta pertanggungjawaban Wall Street, tanpa melakukan penawaran,” kata Senator Sherrod Brown, anggota Demokrat dalam Komite Perbankan Senat.

Di sisi lain, para perwakilan industri perbankan umumnya memuji laporan tersebut dan mengharapkan adanya tindakan. “Kami mendesak pihak regulator dan Kongres untuk membahas rekomendasi-rekomendasi ini secepatnya, serta untuk mempertimbangkan perubahan-perubahan tambahan agar bank dapat terus memainkan peran penting mereka dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi,” ujar Rob Nichols, CEO American Bankers Association.

BISNIS.COM

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

4 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

16 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

21 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

22 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya