Harga CPO Merosot, Impor India Diprediksi Bakal Naik

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 13 Juni 2017 13:38 WIB

Petani menata buah kelapa sawit hasil panen di perkebunan Mesuji Raya, OKI, Sumatera Selatan, Minggu (4/12). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

TEMPO.CO, Jakarta - Merosotnya harga minyak kelapa sawit atau CPO di pasar global diperkirakan mendorong permintaan India sebagai importir utama dalam empat bulan berturut-turut.

Pada penutupan perdagangan Senin, 12 Juni 2017, harga CPO kontrak Agustus 2017 di bursa Malaysia meningkat 13 poin atau 0,53 persen menuju 2.457 ringgit (US$576,08) per ton. Sepanjang tahun berjalan harga merosot 16,72 persen.

Berdasarkan survei Bloomberg yang melibatkan lima responden termasuk pialang dan analis, impor CPO India bakal meningkat 21 persen year on year (yoy) pada Mei 2017 menjadi 798.000 ton. Ini menandakan kinerja pengapalan masuk importir CPO terbesar di dunia itu bertumbuh selama 4 bulan berturut-turut.

Sementara total pembelian minyak nabati pada Mei 2017 naik sekitar 29 persen menjadi 1,32 juta ton. Adapun Asosiasi Ekstraktor (Solvent Extractors’ Association of India/ SEA) akan merilis data resmi pada pertengahan bulan ini.

Chief executive officer perusahaan broker minyak nabati Sunvin Group Sandeep Bajoria mengatakan harga patokan CPO menurun dalam 5 bulan berturut-turut, yang menjadi pemerosotan terpanjang sejak 2005. Lesunya harga terjadi karena pasar mengantisipasi pemulihan produksi di Indonesia dan Malaysia setelah dampak kekeringan El Nino menghilang.

Antisipasi pertumbuhan pasokan membuat harga CPO global merosot sekitar 20 persen sepanjang 2017. Sentimen ini menguntungkan negara importir seperti India, yang masih mengandalkan pasokan dari negara lain untuk memenuhi 70 persen kebutuhan minyak masaknya.

“Harga global yang rendah, bersama dengan penguatan rupee, membuat harga CPO lebih murah [bagi pembeli India],” tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa, 13 Juni 2017.

Head of research Karvy Comtrade Ltd. Veeresh Hiremath menuturkan sisi permintaan juga terangkat momen Ramadan, di samping harga global yang melemah sejak awal tahun. Negara-negara importir pun meningkatkan penyetokan.

“Pelemahan harga terjadi karena pemulihan dari negara-negara produsen utama,” paparnya.

Sementara itu, survei Bloomberg juga menunjukkan impor minyak kedelai India meningkat 91 persen yoy pada Mei 2017 menjadi 340.000 ton. Negeri Hindustan menyerap minyak kedelai dari Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina.

Pengapalan masuk minyak bunga matahari juga bertambah 3 persen yoy menuju 155.000 ton. Adapun impor minyak canola dipresiksi mencapai 29.000 ton.

Tabel Kinerja Impor Minyak Nabati India (ton)





































Impor




Mei 2017 (Survei)




April 2017 (SEA)




Mei 2016 (SEA)




Advertising
Advertising

CPO




798.000




752.632




657.454




Minyak Kedelai




340.000




304.942




178.064




Minyak Bunga Matahari




155.000




234.516




150.449




Total Minyak Nabati




1.322.000




1.339.489




1.024.878



Sumber: Bloomberg, Solvent Extractors’ Association of India (SEA)


BISNIS.COM

Berita terkait

Profil Wilmar Group, Produsen Minyak Goreng Sania dan Fortune

16 Juni 2023

Profil Wilmar Group, Produsen Minyak Goreng Sania dan Fortune

Wilmar Group, produsen minyak goreng merek Sania dan Fortune, terkenal di Indonesia. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

7 Minyak Pengganti Minyak Goreng Sawit dan Malah Lebih Sehat

16 Januari 2022

7 Minyak Pengganti Minyak Goreng Sawit dan Malah Lebih Sehat

Melambungnya harga CPO atau sawit membuat harga minyak goreng mahal. Tak perlu khawatir Anda dapat mengganti dengan minyak lain yang lebih sehat.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Sebut Kebijakan Ini Membuat Industri Pengolahan Sawit Tumbuh

21 Oktober 2021

Kemenperin Sebut Kebijakan Ini Membuat Industri Pengolahan Sawit Tumbuh

Kemenperin juga menyiapkan kawasan industri sebagai lokus investasi baru/perluasan industri hilir kelapa sawit

Baca Selengkapnya

Pengusaha Sawit Sulit Dapat Kredit dari Bank Eropa

20 Mei 2020

Pengusaha Sawit Sulit Dapat Kredit dari Bank Eropa

Masifnya kampanye negatif sawit Indonesia membuat pengusaha sulit mendapatkan kredit dari bank Eropa.

Baca Selengkapnya

Ekspor CPO Hanya Tumbuh 2,1 Persen selama Januari - Oktober 2019

24 Desember 2019

Ekspor CPO Hanya Tumbuh 2,1 Persen selama Januari - Oktober 2019

Volume ekspor produk minyak sawit Indonesia atau CPO tercatat naik tipis sebesar 2,1 persen

Baca Selengkapnya

RI Gugat Uni Eropa di WTO, Lawan Diskriminasi Kelapa Sawit

15 Desember 2019

RI Gugat Uni Eropa di WTO, Lawan Diskriminasi Kelapa Sawit

RI menggugat Uni Eropa atas diskriminasi produk kelapa sawit.

Baca Selengkapnya

Ekspor CPO dan Turunannya Bebas Pungutan Sampai Akhir Tahun

10 Oktober 2019

Ekspor CPO dan Turunannya Bebas Pungutan Sampai Akhir Tahun

Bea keluar nol rupiah untuk ekspor produk CPO dan turunannya itu mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2019.

Baca Selengkapnya

Genjot Produksi CPO, Sumsel Remajakan 23 Ribu Hektar Kebun Sawit

20 September 2019

Genjot Produksi CPO, Sumsel Remajakan 23 Ribu Hektar Kebun Sawit

Sumatera Selatan menargetkan bisa melakukan peremajaan atau replanting sekitar 23.014 Ha kebun sawit di berbagai kabupaten dan kota.

Baca Selengkapnya

India Janji Beri Diskon Tarif Bea Masuk Sawit dari Indonesia

9 September 2019

India Janji Beri Diskon Tarif Bea Masuk Sawit dari Indonesia

Penurunan tarif bea masuk ini akan membuat harga produk olahan sawit Indonesia setara dengan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Temuan BPK: Perkebunan Kelapa Sawit Besar Banyak Bermasalah

23 Agustus 2019

Temuan BPK: Perkebunan Kelapa Sawit Besar Banyak Bermasalah

BPK menyebut perusahaan yang bermasalah tersebut terdaftar di bursa efek dan termasuk "pemain besar" di industri kelapa sawit.

Baca Selengkapnya