BI Usulkan UU Pengendalian Harga Pangan Segera Diterbitkan  

Reporter

Editor

Setiawan

Senin, 12 Juni 2017 15:15 WIB

Warga berbelanja bahan pokok di Pasar Murah Kementerian Perdagangan, Jakarta, 7 Juni 2017. Pasar murah ini menjual berbagai bahan pangan antara lain beras, bawang putih, bawang merah, gula pasir, telur, daging, dan sebagainya. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengusulkan undang-undang mengenai pengendalian harga pangan dapat diterbitkan. Menurut Agus, Malaysia telah memiliki undang-undang itu sejak 1946. Pada 1961, Malaysia menerbitkan undang-undang pengendalian suplai.

Baca: Menteri Enggar: Indonesia Perlu Undang-Undang Pengendalian Harga

"Ini membuat pedagang atau semua pelaku pasar yang memegang pangan harus didaftarkan. Mereka tidak bisa sembarangan menaikkan harga. Bahkan di Malaysia ada pegawai negeri sipil yang menjadi polisi pengendali harga," katanya di Kompleks BI, Jakarta, Senin, 12 Juni 2017.

Agus mengusulkan agar semua pedagang di pasar memasang daftar harga bahan pangan. Dengan tidak adanya daftar harga, pedagang bisa mengubah harga dengan mudah. "Kami juga usul ada badan yang punya kewenangan untuk mengatur stabilitas harga," ucapnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan praktik perdagangan yang adil sangat penting. Beberapa negara tetangga menerapkan undang-undang pengendalian harga. "Sehingga tidak ada satu pihak yang bisa semena-mena melakukan penetapan harga," ujarnya.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution berujar pembentukan undang-undang pengendalian harga masih membutuhkan waktu. "Namanya undang-undang boleh saja. NAmun kita masih bisa mencoba mengerjakan itu dengan yang ada sekarang. Mestinya, ke sana juga arahnya," katanya.

Baca: Pantau Harga Pangan, Kementan Siapkan Posko di Pasar Induk

Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, kementeriannya akan melengkapi pasar yang direvitalisasi menggunakan APBN dengan papan harga. Persoalannya, masalah pasokan dari pasar induk harus beres dulu. "Kalau sudah bisa kami kontrol, akan diberikan range harga," ucapnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya