Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo saat berbuka bersama dengan anak yatim/piatu di Masjid An-Nur, Plaza Mandiri, Jakarta, 11 Juni 2017. Tempo/Maya Ayu
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo berencana menaikkan suku bunga deposito perseroan setelah Juni, tepatnya pada semester II mendatang. Kenaikan itu diperlukan karena pertumbuhan kredit Bank Mandiri per April telah menyentuh 9 persen.
"Dugaan saya, di Juni bisa 10 persen lebih. Semester I kan agak berat pertumbuhan (kredit) karena banyak libur. Semester II pasti semua bank akan ngebut dan akan mulai ada gerakan naik," kata Kartika di Plaza Mandiri, Jakarta, Minggu, 11 Juni 2017.
Menurut Kartika, apabila pertumbuhan kredit berada di atas 10 persen, likuiditas akan mengetat. Apalagi, selama kuartal I 2017, banyak dana Bank Mandiri yang pindah ke obligasi. "Kalau pertumbuhan kredit naik, (suku bunga) deposito akan begerak naik juga," ujarnya.
Untuk penurunan suku bunga kredit, Kartika berujar belum akan melakukannya. Saat ini, rata-rata suku bunga kredit Bank Mandiri sudah di bawah 10 persen. "Porsi kami besar di korporasi dengan suku bunga 8-9 persen. Tapi small bisnis masih di kisaran 11 persen dan mikro di kisaran 16 persen."
Tiko, sapaan akrab Kartika, optimistis kredit perseroan akan tumbuh 11-13 persen tahun ini. Untuk semester II, komposisi kredit Bank Mandiri akan lebih didorong untuk kredit korporasi dan ritel. Saat ini, porsi kredit korporasi mencapai 40 persen dan kredit ritel 35 persen.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
1 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.