Akademisi Dorong Pemerintah Lakukan Terobosan Reforma Agraria

Reporter

Kamis, 8 Juni 2017 10:25 WIB

Petani menggarap lahan pertanian kentang yang ditumpangsari dengan bawang di Desa Argosari, Senduro, Lumajang, Jawa Timur, 30 Januari 2016. Material vulkanik berupa abu menyebabkan sedikitnya 3.000 hektar (ha) lahan pertanian yang ditanami sayur-mayur rusak di wilayah Kabupaten Probolinggo, Lumajang, dan Malang mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. ANTARA/Seno

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan San Afri Awang menganjurkan pemerintah untuk melakukan terobosan-terobosan percepatan kebijakan guna mencapai target reforma agraria yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Baca: Rakyat Miskin, Jokowi: Reforma Agraria dan Pemerataan Ekonomi

“Sebenarnya, kalau dalam kondisi normal, peraturan itu tidak njelimet. Artinya masih bisa dikerjakan sesuai target. Tapi, kalau kita punya target besar, ya peraturan itu juga harus bisa mendukung mencapai itu,” kata Akademisi asal Universitas Gajah Mada itu di Gedung Manggala Wanabakti, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Juni 2017.

Menurut dia, selama ini kebijakan yang ada terlalu prosedural dan memakan waktu yang lama. “Misalnya kita ada 7000 hektare tanah untuk di tanah objek reforma agraria. Kalau dengan manual misalnya kita kumpulkan dulu orangnya mana, lalu kita ikuti prosedur yang kita punya, maka bakal makan waktu yang lebih lama. Paling hanya 2000 hektare saja yang tercapai,” ucapnya.

San Afrie juga menyoroti kebijakan pemerintah mengenai pekerjaan-pekerjaan terkait reforma agraria ini terlalu banyak dipegang oleh pemerintah pusat. Padahal, menurut dia, pemerintah desa jauh lebih dekat dengan objek-objek reforma agraria.

“Ketika kita serahkan ini pada desa, maka entitas desa itu sendiri yang akan menerima penyerahan itu. Kan kalau sesuai teori, pembangunan itu harus diberikan kepada lokasi terdekat dari pembangunan itu dan lokasi terdekat kan desa,” kata dia.

Memang, menurut dia, desa pun masih terklasifikasikan lagi ke beberapa jenis yakni desa yang telah siap, desa yang setengah siap, dan desa yang sama sekali belum siap. Dia berujar agar pemerintah mendahulukan desa-desa yang telah siap. “Sehingga target pemerintah yang 4,1 hektare (Tanah Objek Reforma Agraria) dan 12,7 hektare (Perhutanan Sosial) bisa terkejar,” ujarnya.

Dia juga mengusulkan pemerintah membentuk badan otoritas untuk reforma agraria sebagai terobosan lain untuk mencapai target reforma agraria itu. Sebab, dia menialai dengan begitu badan ini dapat menghilangkan ego-ego sektoral lantaran berada langsung di bawah Presiden.

Lagipula, kata dia, program reforma agraria ini sebenarnya juga resolusi dari konflik agraria yang kerap terjadi. “Kelebihan TORA ini ketika sudah kita sudah alokasikan dan SK-kan, lalu dapat dukungan dari presiden, maka konflik otomatis akan selesai. Tidak perlu lagi pakai tahapan untuk selesaikan konflik,” ucapnya.

Dia menegaskan, bila tidak menyerahkan program ini kepada para kepala desa, maka dia ragu target yang dipasang pemerintah dapat tercapai. Sebab, kata dia, berkaca pada pemerintahan Presiden Soekarno yang telah melakukan reforma agraria terhadap 1,3 juta hektare tanah, sampai sekarang belum setengahnya rampung dalam hal registrasi.

Simak: Petani Teluk Jambe Memprotes Reformasi Agraria Jokowi

“Saya ingat itu tanahnya dan dokumennya ada, tapi catatannya belum selesai sampai sekarang. Bayangkan, itu 1,3 juta hektare dari tahun 1950an pertengahan lho. Bagaimana yang target ini bisa selesai kalau kita enggak bicara terobosan-terobosan,” ujar dia.

CAESAR AKBAR | WAWAN PRIYANTO

Berita terkait

AHY jadi Menteri ATR, Walhi: Penunjukkannya seperti Membagi Jatah Kue

22 Februari 2024

AHY jadi Menteri ATR, Walhi: Penunjukkannya seperti Membagi Jatah Kue

Walhi mengatakan pelantikan AHY sebagai Menteri ATR/BPN semakin menunjukkan bahwa mekanisme pengangkatan menteri di RI masih jauh dari harapan.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Sebut Redistribusi Tanah Bukan Sekadar Bagi Sertifikat Tanah, Apa Itu Land Reform?

24 Desember 2023

Mahfud MD Sebut Redistribusi Tanah Bukan Sekadar Bagi Sertifikat Tanah, Apa Itu Land Reform?

Cawapres Mahfud MD menyebut land reform bukan sekadar bagi-bagi sertifikat tanah. Apa itu land reform, bagaimana penerapannya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Rapat Konsultasi GTRA Digelar, Bahas Otsus dan Masyarakat Adat

15 Maret 2023

Rapat Konsultasi GTRA Digelar, Bahas Otsus dan Masyarakat Adat

UU Otsus merupakan wujud keseriusan negara untuk Masyarakat Adat di Papua

Baca Selengkapnya

KPA: Rezim Jokowi Gagal Melakukan Agenda Reforma Agraria

26 Januari 2023

KPA: Rezim Jokowi Gagal Melakukan Agenda Reforma Agraria

Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika sebut rezim pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi gagal melakukan agenda reforma agraria.

Baca Selengkapnya

Jokowi Didesak Turun Tangan Selesaikan Konflik Lahan Pertanian di Deli Serdang

14 Oktober 2022

Jokowi Didesak Turun Tangan Selesaikan Konflik Lahan Pertanian di Deli Serdang

KPA meminta Jokowi segera mengadakan rapat terbatas dan memanggil para menteri serta pimpinan lembaga yang berwenang.

Baca Selengkapnya

Demo Tolak Kenaikan BBM di Jakarta Aman, Ada Pasukan Basmallah, Polda Metro: Alhamdulillah

28 September 2022

Demo Tolak Kenaikan BBM di Jakarta Aman, Ada Pasukan Basmallah, Polda Metro: Alhamdulillah

Polda Metro Jaya menyebut demo tolak kenaikan BBM dari berbagai elemen masyarakat di Jakarta berlangsung aman.

Baca Selengkapnya

Aspirasinya Tak Ditanggapi, Serikat Petani Ancam Lakukan Reforma Agraria Versi Rakyat

24 September 2022

Aspirasinya Tak Ditanggapi, Serikat Petani Ancam Lakukan Reforma Agraria Versi Rakyat

Partai Buruh dan Serikat Petani Indonesia (SPI) menggelar demo Hari Tani Nasional di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Derita Petani Indonesia Karena UU Cipta Kerja, Kini Harga BBM Naik Bikin Pupuk Semakin Mahal

24 September 2022

Derita Petani Indonesia Karena UU Cipta Kerja, Kini Harga BBM Naik Bikin Pupuk Semakin Mahal

Derita petani Indonesia karena pupuk semakin mahal karena harga BBM naik. Disaat yang sama tidak ada jaminan harga produk pertanian.

Baca Selengkapnya

Lahan Redistribusi dari Jokowi untuk Petani di Pancawati Banyak yang Alih Fungsi

30 Juni 2022

Lahan Redistribusi dari Jokowi untuk Petani di Pancawati Banyak yang Alih Fungsi

Enam tahun sejak lahan redistribusi dibagikan Presiden Jokowi pada 2016 lalu, para petani mengaku belum menguasai SHM bahkan melihatnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dikabarkan Reshuffle Menteri ATR, PR Pemberantasan Mafia Tanah Menanti

15 Juni 2022

Jokowi Dikabarkan Reshuffle Menteri ATR, PR Pemberantasan Mafia Tanah Menanti

Mantan panglima TNI, Hadi Tjahjanto, dikabarkan bakal dilantik sebagai Menteri ATR/BPN dalam reshuffle hari ini.

Baca Selengkapnya