TEMPO.CO, Jakarta - Pasar minyak diperkirakan masih mengalami kendala surplus sehingga perjanjian pemangkasan produksi OPEC seharusnya diperpanjang hingga paruh kedua 2018.
Dalam perdagangan Senin, 29 Mei 2017, pukul 17.15 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juli 2017 turun 0,14 poin atau 0,20 persen menuju US$ 49,66 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juli 2017 merosot 0,12 poin atau 0,23 persen menjadi US$ 52,03 per barel.
Negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC setuju memperpanjang periode pemangkasan produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bph) pada Kamis, 25 Mei 2017, hingga kuartal I 2018. Awalnya, perjanjian tersebut hanya berlaku pada Januari-Juni 2017, yang artinya ditambah hingga sembilan bulan ke depan.
Baca: Menjelang Pertemuan OPEC, Harga Minyak Terus Menguat
Director Refining Research of Asia-Pacific Wood Mackenzie Sushant Gupta mengatakan pasar tidak mampu menyerap semua suplai dari AS dan OPEC hingga paruh kedua 2018. Karena itu, perjanjian pemangkasan produksi idealnya berlanjut sampai akhir tahun depan.
“Mungkin yang menjadi pertimbangan adalah biasanya permintaan melemah pada kuartal pertama, sehingga perjanjian pemangkasan produksi OPEC hanya sampai kuartal I 2018,” tuturnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin, 29 Mei 2017.
Lihat: OPEC Pangkas Produksi, Harga Minyak Dunia Variatif
Mackenzie memprediksi pada 2017 pasokan minyak global akan tumbuh 240 ribu bph, sedangkan permintaan meningkat 1,3 juta bph. Sedangkan pasokan minyak shale AS naik 430 ribu pada 2017 dan 800 ribu pada 2018. Sedangkan rata-rata harga minyak Brent diprediksi mencapai level US$ 55 per barel pada 2017 dan US$ 57 per barel pada 2018.
BISNIS.COM
Berita terkait
Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi
1 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaEkskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak
8 hari lalu
Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel
8 hari lalu
Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram
9 hari lalu
Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.
Baca SelengkapnyaAnalis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar
9 hari lalu
Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru
5 Januari 2024
Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?
21 Juni 2023
Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?
7 Juni 2023
Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?
Baca SelengkapnyaHarga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang
6 Juni 2023
Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.
Baca Selengkapnya