Luhut Minta Masalah Pengolahan Sampah di Bali Bisa Segera Diatasi  

Reporter

Editor

Setiawan

Minggu, 28 Mei 2017 12:28 WIB

Menteri Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya (2-kanan), Nadya Hutagalung (7-kanan) dan aktor Hollywood, Adrian Grenier (6-kanan) bersama sejumlah relawan melihat sampah-sampah dari laut yang telah disortir saat peluncuran kampanye Clean Seas disela-sela World Ocean Summit 2017 di Nusa Dua, Bali, 23 Februari 2017. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta masalah mangkraknya proyek pengolahan sampah terkait dengan proyek waste to energy di TPA Suwung, Bali, segera dicari solusinya. Ia mengusulkan untuk melibatkan para pakar dari Universitas Udayana sebagai tenaga teknis dan evaluator.

Baca: Jawa Barat Tertarik Pengolahan Sampah dari...

"Koordinasikan dengan Universitas Udayana saja, karena mereka bikin studi mengenai hal ini. Pokoknya tanggal 13 harus tuntas," kata Luhut Pandjaitan dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 28 Mei 2017.

Luhut mengimbau semua pihak agar dapat kompak dalam bekerja. Ia menyarankan kepada Badan Pengelola Kebersihan Wilayah Sarbagita (BPKS) agar melakukan tender terbatas supaya meminimalisasi praduga negatif yang muncul saat proses tender.

BPKS diketahui ingin melakukan beauty contest untuk menarik investor berinvestasi di dalam proyek pengolahan sampah ini. "Kalau limited tender tak akan bermacam-macam lagi, kalau beauty contest takutnya masih ada yang bilang begini-begini," ujar Luhut.

Luhut tetap mendukung proyek pengolahan sampah di TPA Suwung karena bisa menjadi role model bagi pengolahan sampah menjadi energi di daerah-daerah lain. "Jika ada kesulitan dana, kami akan bantu yang penting semua cepat diselesaikan."

Diketahui Badan Pengelola Kebersihan Wilayah Sarbagita diberikan jatah pengelolaan lahan seluas 10 hektare dengan konsep waste to energy dan sisanya seluas 22,4 hektare adalah bagian dari unit pengelolaan sampah terpadu. Namun proyek ini tak kunjung terealisasi.

Kepala BPKS I Made Sudarma mengatakan salah satu investor, yaitu PT NOEI, dinyatakan gagal mengerjakan tugasnya dengan nihilnya sertifikasi carbon emission reduction atau CER. "Setelah teregistrasi harus mendapatkan CER. CER selama proses itu perlu sertifikasi dan itu yang gagal," ucapnya.

Masalah lain, kata Made Sudarma, adalah pembuatan sanitary land fill yang terintegrasi dengan proyek waste to energy di TPS Suwung. Sanitary land fill adalah skema pengambilan gas metana dari sampah, tapi hal ini juga terhambat oleh ketiadaan investor di proyek itu.

Baca: Kementerian Pariwisata Tawarkan Proyek Pengelolaan Sampah ke AS

Made Sudarma mengungkapkan masalah lainnya dalam pengelolaan sampah di TPA Suwung adalah sistem tipping fee, yakni keharusan membayar listrik dari sampah yang dihasilkan dan juga keterbatasan investor untuk membantu pendanaan.

DIKO OKTARA

Berita terkait

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

8 Februari 2024

Saat Capres Ganjar Pranowo Sindir 3 Purnawirawan Jenderal yang Disebutnya Mencla-mencle

Ganjar Pranowo bilang ada purnawirawan jenderal yang menyebut jangan memilih calon tertentu karena latar belakangnya tapi kini berbalik arah mendukung

Baca Selengkapnya

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

11 Oktober 2023

Cerita Luhut Sakit dan Tawaran Pemulihan dari Menlu Singapura

Cerita Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang sakit hingga mendapat tawaran pemulihan dari Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

27 Juni 2023

Hari Pelaut Sedunia: Mengenal Pengertian Ekonomi Maritim

Ekonomi maritim Indonesia memiliki potensi besar bagi perekonomian nasional. Apakah itu ekonomi maritim?

Baca Selengkapnya

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

14 April 2023

Buka Prodi Metalurgi dan Material, Unhas Gandeng Kemenkomarves

Unhas menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk membuka prodi Metalurgi dan Material.

Baca Selengkapnya

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

12 Desember 2022

Melatih Tentara Main Musik, Maestro Biola Ini Diberi Pangkat Letkol Tituler

Sebelum Deddy Corbuzier memperoleh pangkat Letkol Tituler, Idris Sardi sudah lebih dulu mendapatkannya

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya