Tangkapan Ikan Laut di Sukabumi Turun 5 Ton Tiap Tahun  

Reporter

Minggu, 21 Mei 2017 13:06 WIB

Kapal-kapal nelayan yang tidak melaut bersandar di Pantai Depok, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, 13 Februari 2016. Akibat cuaca ekstrim tangkapan ikan menurun dari 20kg/hari menjadi 2-5kg/hari. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP) mencatat hasil tangkapan ikan laut oleh nelayan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, setiap tahun anjlok sejak 2014. "Anjloknya hasil tangkapan ikan laut segar ini dikarenakan musim paceklik dan cuaca buruk yang berkepanjangan," kata Kepala Seksi Operasi Pelabuhan Bagian Operasi PPNP Tatang Suherman, di Sukabumi, Ahad, 21 Mei 2017.

Data hasil tangkapan ikan laut pada 2014, akumulasi produksi mencapai 16 ribu ton tapi pada 2016 anjlok hanya menjadi 6 ribu ton, sehingga jika dirata-rata setiap tahun turun hingga 5 ribu ton.

Baca: Potensi 404 Ribu Ton, Hasil Tangkapan Ikan Baru 11.500 Ton

Bahkan paceklik ikan pun masih dirasakan nelayan khususnya di Palabuhanratu yang hasil tangkapannya hanya sekitar 2.500 kilogram atau 2,5 ton.

Jika rata-rata hanya sebesar itu, berarti setiap bulan produksi tangkapan ikan hanya sekitar 75 ton atau setahun maksimal 900 hingga 1.000 ton.

Baca: Pindah Lokasi Tangkap, Pemerintah Klaim Nelayan Untung Besar

Namun, menurut dia lagi, tangkapan ikan laut tidak bisa diprediksi seperti itu karena tetap mengandalkan alam dan nelayan. Tidak menutup kemungkinan pada bulan atau bahkan minggu depan ikan banjir atau melimpah.

"Tangkapan ikan selalu berfluktuasi, tetapi dari data yang kami miliki produksi ikan memang setiap tahun selalu menurun karena cuaca buruk dan paceklik, tetapi kapal yang memiliki gross tonage atau tonase kotor besar masih banyak yang melaut," katanya lagi.

Tatang menyebutkan, ikan yang menjadi andalan dari Palabuhanratu, yakni tuna, cakalang, dan layur. Bahkan permintaan ekspor cukup besar tapi tidak bisa terpenuhi karena tangkapan saat ini minim.

Wakil Ketua Bidang Kelautan dan Perikanan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sukabumi Tendi Sudama mengatakan akibat minim hasil tangkapan ikan laut segar menyebabkan banyak nelayan yang banting profesi, seperti menjadi penarik ojek, buruh bangunan, bertani, dan lain-lain.

Kondisi alam yang seperti sekarang ini, ditambah mayoritas alat tangkap masih sangat tradisional, dipastikan produksi tangkapan tidak bisa terdongkrak naik, karena jika nelayan tradisional nekat keluar teluk dikhawatirkan mengalami kecelakaan di laut.

"Pemberdayaan nelayan perlu dilakukan khususnya pemberian bantuan alat tangkap yang disesuaikan dengan kondisi alam laut selatan di Kabupaten Sukabumi dengan gelombang tinggi ini," katanya pula.

ANTARA

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

2 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

2 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

14 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

23 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

24 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

43 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

43 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

43 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

44 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya